AlBin (29). Ketahuan

9.3K 817 138
                                    

    Ngga sempet baca ulang, tandai kalo Typo ya njeng 😙

Vote komen follow ya 🗿

Gek pecah palak kau ni kalo dak mau vote😾

(☞゚ヮ゚)☞

.

      Para maid muda itu menatap kagum pada masakan yang dibuat oleh Leona. Masakannya simpel yang membuat mereka kagum itu semangat Leona saat memasak, katanya ini kali ketiga Leona menyentuh alat masakan. Ini adalah sejarah, dan mereka akan mengabadikan moment bersejarah ini.

"Rawon buatan nona baunya sangat enak, aku jadi lapar," ujar si pirang.

"Ini untuk tuan, kalian diamlah," tegur Bi Asih kepada tiga maid muda yang ingin mencoba hasil masakan nona mereka.

"Ini masih ada sisa dalam kuali, kalo mau makan aja," kata Leona yang tengah meletakkan semangkuk rawon buatannya kesebuah nampan bunga-bunga.

"Tuan pasti suka rawon ini!" seru si cokelat sambil bertepuk tangan heboh.

"Ini bukan rawon, tapi hawon hanas." Leona membenarkan perkataan maid berambut cokelat tadi.

"Terserah apa kata nona," sahut si hitam.

"Ingat ya ini, hawon hanas." Kata Leona yang tengah melemparkan tatapan tajam kepada mereka, siapa tau mereka lupa iyakan?

      Albian melirik kearah Leona yang tengah berjalan kearahnya sambil membawa semangkuk rawon panas, bagaimana jika itu tumpah dan mengenai Leona? Bagaimana kalau kulit Leona melepuh? Bagaimana kalau Leona tersandung atau luka dikakinya semakin parah karena membawa rawon?

'Bantu nggak? Nggah ah kan lagi ngambek,' batin Albian yang kembali fokus dengan berkas ditangannya.

Tak!

Leona meletakkan rawon buatannya tepat didepan Albian, ia menatap laki-laki itu dengan tajam namun ia langsung mengubahnya menjadi tatapan lembut selembut pantat bayi.

"Sayang ...," panggil Leona dengan nada manja.

Deg

Deg

Deg

'Aku nggak baper aku nggak baper!' batin Albian yang berusaha untuk tidak menatap Leona, gadis itu tengah memeluk lengannya sambil membuat pola abstrak dengan jari-jari kecilnya.

"Kamu masih marah ya?" tanya Leona dengan nada sedihnya.

"Hmm," sahut Albian sok dingin dan ketus, padahal dalam hatinya ia sedang mati-matian mengumpat. Kalau bukan karena rencana anak dan istrinya yang konyol ini sudah ia makan gadis nakal ini.

"Padahal aku sudah susah payah membuat hawon hanas ini, aku membuatnya dengan bulir-bulir keringat cinta, setiap potongan dibuat dengan kasih sayang!

Setiap minyak yang digunakan untuk menumis itu mengandung banyak lemak cinta, setiap osengan lembut nan panas itu bergerak kesana kemari naik turun kiri kanan atas bawah dengan begitu lembut dan berirama," ujar Leona dengan dramatisnya.

      Albian menutupi wajahnya dengan dokumen yang ada ditangannya, ia tertawa kecil dengan wajah yang memerah padam.

    
Ketiga kurcaci Leona tengah berada dilantai dua, mereka menutup mulutnya agar tidak tertawa terbahak-bahak melihat adegan dramatis ibunya.

"Sekarang buka mulutnya." Leona menyodorkan sesendok rawon tepat didepan mulut Albian seraya menatap pria itu dengan tatapan tajam.

Albian membuka mulutnya dan memakan rawon yang masih panas itu.

Naughty Mother [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang