AlBin (20). Rencana

9.5K 874 61
                                    

    

Di sebuah ruangan dengan pencahayaan minim, dua orang manusia berbeda gender tengah duduk berhadapan. Usia mereka terpaut jauh karena si pria itu masih dibilang sangat muda, sedangkan si wanita sudah memasuki usia kepala empat.

Pemuda itu menatap tajam wanita yang duduk didepannya, aura yang ia keluarkan berhasil membuat wanita itu merinding ketakutan.

"Jadi? Kau ingin bekerja sama denganku?" tanya pemuda itu dengan nada dingin dan angkuhnya.

Wanita itu mengangguk kaku, "b-benar, jika a-anda membawa gadis itu maka saya akan hidup tenang dengan suami saya," jawab wanita itu gugup.

Pemuda itu tersenyum miring, "Bukankah dia adalah putrimu, Nyonya Ayumi yang terhormat," tanya pemuda itu sambil tersenyum miring.

"Ta-tapi dia-"

"Cukup!" Potong pemuda itu, "akan ku berikan separuh dari saham yang ku miliki jika kau bisa membawa gadisku kemari," imbuhnya.

"Ba-baik! Saya akan segera membawa gadis nakal itu-"

PLAK!

Wajah Ayumi tertoleh kesamping saat sebuah tamparan keras dari pemuda itu mendarat di pipinya, ia memandang pemuda itu takut-takut sambil memegangi pipinya yang memerah.

"Jangan pernah kau berani mengatainya, dia adalah gadis yang sempurna ingat itu," desisnya tajam.

"Ma-mafkan saya, maaf saya tidak akan mengulanginya lagi,"

"Pergi, dan bawa gadisku kemari,"

🗿

  

Leona keluar dari walk in closhet dengan handuk kecil yang bertengger di kepalanya, ia duduk di depan meja rias sambil mencari sebuah hairdryer yang bersembunyi jika ia mencarinya.

"Nah ketemu, kalo dicari pasti hilang kalo nggak ada pasti ada eh? Alahh terserah,"

  Leona mengeringkan rambutnya sambil menyanyikan lagu-lagu random dengan riang sampai tak menyadari keberadaan Albian yang sudah berdiri didepan pintu.

"Aku janda kembang, cantik dan menawan

Walau bukan perawan, tapi aku jutawan nanananana... Banananana....

Aku janda-"

"LEONAAAAA!!"

"Astaga monyet!"

GUBRAKH!!

 
Leona terjungkal kebelakang karena terkejut mendengar suara teriakan Albian yang cetar membahana. Ia berdiri dan mengusap-usap pantatnya yang terasa sakit karena harus berciuman langsung dengan lantai.

"Apa sih, Om? Bikin kaget aja untung jantung gue nggak baperan," kata Leona dengan nada kesal.

"Kenapa kamu bilang kaya gitu?" tanya Albian ketus, ia menghampiri Leona yang duduk didepan meja rias dan mengambil alih hairdryer dari tangan Leona.

"Apaan? Gue nggak ngomong apa-apa," jawab Leona sambil memakai sunscreen dan membiarkan Albian mengeringkan rambutnya.

"Itu tadi, kenapa kamu bilang kalo kamu janda? Kamu do'ain saya mati?" Ketus Albian.

Leona berdecak sambil memutar bola matanya malas, "Itu cuma lagu, baperan amat."

"Coba kamu, kalo saya nyanyi gini 'Aku duda kembang, ganteng dan menawan walau bukan-"

Naughty Mother [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang