Bab 2 - Kesalahan Nikmat

93.7K 3.9K 235
                                    

⚠️Warning! Bab ini mengandung konten dewasa, read with caution.

Bab ini setara 2 bab (2k kata). Semoga nggak capek scroll ya, wkwk🤣

Aku membuka mulut, baru saja hendak bertanya nama aslinya, tetapi lelaki yang mengaku sebagai Batman beranjak pergi lebih dulu ketika melihat Kevin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membuka mulut, baru saja hendak bertanya nama aslinya, tetapi lelaki yang mengaku sebagai Batman beranjak pergi lebih dulu ketika melihat Kevin.

"Gue mau pergi juga ya, Ror. Mau nyapa tamu yang lain."

Aku mengangguk kepada Melanie. Kini tinggallah aku seorang diri, kembali seperti orang hilang.

"Nggak apa-apa sendirian, sekarang waktunya makan sepuasnya!"

Sambil menikmati acara ulang tahun yang dimulai, aku dan tamu yang lain memakan hidangan. Sesekali aku mengedarkan pandangan, menatap sekeliling hingga tiba-tiba pandanganku bertemu dengan Batman-sementara akan kupanggil begitu.

Aku tersedak kue di mulut saat melihat Batman melempar senyum padaku disusul kedipan sebelah mata. Astaga, dasar genit!

Jantungku berulah membuatku langsung membuang pandangan ke arah lain. Aku menegak minuman yang ada di sana.

"Nggak ada air putih, ya?" gumamku.

Minuman yang tersaji hanya ada sirop, soda, dan alkohol. Tak ada air putih. Sepertinya aku harus menemui Melanie untuk meminta segelas air putih. Rasanya tak nyaman kalau belum minum air putih setelah makan.

Aku berjalan menghampiri Melanie yang tengah mengobrol dengan tamu entah siapa. Iseng, aku menoleh ke arah Batman, dan ternyata dia masih menatapku sambil mengobrol dengan yang lain.

Kali ini Batman tidak genit, matanya memandangku dengan lekat, raut wajahnya begitu serius. Entah ini perasaanku saja atau benar adanya, tatapan itu seperti menyiratkan kerinduan yang mendalam. Namun, mengapa dia malah menunjukkan tatapan itu padaku?

Aku membalas tatapannya dengan penuh tanda tanya. Kami terus bertatapan hingga Batman mengalihkan pandangan lebih dulu.

"Itu orang kenapa sih?"

Aku menggeleng heran lalu kembali ke tujuan awal untuk menemui Melanie. Tiba di dekat Melanie, tamu yang tadi sedang mengobrol dengannya pun pergi.

"Kenapa, Ror?"

"Gue boleh minta air putih nggak?"

Melanie menepuk jidat. "Gue lupa nggak nyajikan air putih, kan lo sukanya minum air putih setelah makan. Ambil aja air putih di kulkas, lo kan suka yang dingin."

"Oke, thanks!"

"Kulkas yang di dapur, ya! Langsung ke sana aja!"

Aku mengangguk kepada Melanie lalu berjalan masuk lebih dalam ke rumah besar itu.

Aku membuka kulkas besar yang ada di dapur. Ini bukan pertama kalinya aku berkunjung ke rumah Melanie, dan bukan pertama kalinya juga membuka kulkas besarnya.

Marrying The Hot Berondong (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang