Bab 13 - Jebol Gawang

81.8K 2.8K 162
                                    

Warning! Mengandung konten dewasa!

Warning! Mengandung konten dewasa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku masih melongo. Walaupun sudah keluar, ternyata Nasar masih terlihat besar.

"Kak?"

Ah, gila! Sepertinya aku sudah gila! Apa yang baru saja aku lakukan? Membantu Brian mengurut Nasar? Sekarang urat maluku sudah kembali, rasanya aku ingin tenggelam ke rawa-rawa.

Aku buru-buru memutar tubuh lalu menarik napas dan menghembuskannya. Santai, tidak masalah melakukan itu pada Brian, karena dia suamiku sendiri.

Tak berselang lama, kulihat Brian berjalan ke arahku, kemudian berdiri di hadapanku. Aku menghela napas lega saat melihat ia memakai handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.

"Kak Au kenapa?"

Aku mendongak, menatap Brian sekilas lantas menggelengkan kepala.

Brian meraih wajahku, ia menunduk lantas mengecup singkat pipiku. Astaga, di saat seperti ini aku baru berdebar hebat, sejak tadi berani sekali sampai membuat Nasar keluar.

"Thanks buat yang tadi. Aku nggak nyangka Kak Au-"

"Ja-jangan dibahas lagi! Aku malu!" seruku lantas menubruk Brian, memeluknya dan menyembunyikan wajahku di dadanya.

Kurasakan tubuh Brian bergetar, dia tertawa.

"Nggak usah malu, Kak. Aku justru berterima kasih banget, dan ... nggak nyangka juga Kak Au mau ngelakuin itu. Btw, Kak Au mau juga nggak?"

"E-enggak! Aku mau langsung mandi, entar telat!" tolakku, jelas aku tahu maksud penawaran Brian.

Brian melepaskan pelukan, tangannya bertengger di pinggangku, menarikku agar merapat padanya.

"Mau mandi bareng, Kak?"

Aku terdiam sejenak, berpikir. Sepertinya tak masalah, karena tadi aku bahkan sudah melihat milik Brian, dia juga pernah melihat milikku. Mandi bersama bisa menghemat waktu, kalau begitu aku setuju.

"Oke."

Aku hendak melepas kaus, namun tiba-tiba Brian mendorongku hingga menghimpit dinding. Dia mau apa?

Belum sempat aku bertanya, Brian sudah meraih wajahku lantas mempertemukan bibir kami. Dia memagutku dengan cepat. Tangannya masuk ke dalam kaus dan mengelus perutku.

Aku membalas ciuman Brian sambil mengalungkan tangan ke lehernya. Tangan Brian meraba-raba tubuhku, namun aku tak peduli dan fokus pada ciuman kami. Kurasakan Brian mengangkat braku, kemudian tangannya mulai meremas bukit kembarku.

"Ah! Bri!"

Aku mendesah dan memekik kaget saat remasannya terlalu kuat di bukit kembarku. Setelahnya, dengan tergesa kulihat Brian melepas seluruh kain yang ada di tubuhnya hingga dia polos sepenuhnya. Aku menelan ludah dengan susah payah saat kembali melihat Nasar.

Marrying The Hot Berondong (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang