Bab 31 - Kabar Mengejutkan dari Melanie

19.8K 1.6K 55
                                    

Sedang tiduran pun tetap tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedang tiduran pun tetap tampan.

Usai dari perusahaan papa Brian, Brian mengajakku kembali pulang ke rumah. Tiba di sofa, dia langsung menarikku untuk duduk, kemudian dia rebahan dengan menjadikan pahaku sebagai bantal.

Aku menatap wajah Brian dari atas. Mau dalam posisi tiduran, duduk, berdiri, atau posisi yang lain, dia tetap tampan. Betapa beruntungnya aku mendapatkan suami seperti Brian, tak seharusnya dulu aku ragu dengan perasaanku terhadap Brian, lelaki sepertinya pantas untuk dicintai.

Brian memeluk pinggangku, tiduran menghadap perutku. Dia mengelus perutku beberapa kali. Padahal perutku masih datar, tetapi dia memperlakukannya seolah calon anak kami di dalam sana sudah besar.

“Daddy kenapa?” tanyaku pada Brian sambil menirukan suara anak-anak.

Brian mendongak, menatapku sekilas, kemudian menyerukkan wajahnya pada perutku. Entah dia sedang kenapa, sejak tadi hanya diam. Jika dia sedang diam seperti ini membuatku cukup gemas. Aku mengangkat tangan lantas mengelus rambutnya.

“Kamu nggak ada kelas lagi, ya? Kok bisa langsung dateng ke perusahaan?”

Brian tak menjawab, dia masih diam. Apakah dia terpikirkan soal omongan papanya?

“Brian?”

Akhirnya dia menatap wajahku. “Aku langsung dateng karena khawatir sama kamu. Soal masih ada kelas atau enggak, uhm ... masih ada satu sih.”

“JADI KAMU BOLOS SEKARANG?!”

Aku melotot garang padanya.

“Mommy jangan marah-marah ... Daddy bolos cuma satu kali kok.” 

“Satu kali kalau ketagihan entar jadi berkali-kali!”

“Kayak s*ks?” 

“Mulutmu!”

Aku langsung membekap mulutnya dengan tangan. Bisa-bisanya malah mengungkit sesuatu yang mesum! Padahal maksudku jangan dibiasakan bolos kuliah, karena kalau sudah satu kali mencoba bisa ketagihan. Seperti aku dulu yang sampai menghabiskan jatah bolos.

Brian tertawa lantas menjauhkan tanganku dari mulutnya. Melihatnya tertawa membuat mood-ku membaik, tawa Brian terdengar indah apalagi dengan wajah tampannya itu.

“Maaf,” ucap Brian sambil menggenggam tanganku.

Suasana berubah serius, Brian memandangku begitu lekat.

“Maaf karena kamu bolos kuliah?”

“Bukan. Maaf karena omongan Papaku tadi.”

Aku tersenyum. “Kamu nggak perlu minta maaf, bukan salahmu. Yang bikin aku kesel kan Papamu.”

“Aku nggak akan biarin Papa ganggu kamu lagi.”

Aku mengangguk. 

Tentu aku tak marah pada Brian, karena Brian tak salah di sini. Papanya yang ikut campur dalam hubunganku dengan Brian, seenaknya saja dia hendak menjodohkan Brian dengan anak rekan bisnisnya dan dijadikan istri kedua. Walaupun katanya demi perusahaan yang akan diserahkan kepada Brian, namun tetap saja caranya salah, padahal Brian jelas tak akan suka.

Marrying The Hot Berondong (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang