“Au, please ... jangan pergi ...”
Brian mengerjarku. Aku berhenti melangkah lantas menoleh ke arahnya. Permintaan Brian terdengar seperti rengekan di telingaku. Ketika tangannya hendak menggapai tanganku, aku buru-buru menepisnya. Sungguh, sekarang aku butuh menenangkan diri dan keluar dari rumah ini. Apa yang baru saja kulihat membuatku kaget.
“Aku pergi, kamu jangan ikut.”
“Ke mana?”
“Nggak tau.”
“Tapi pulang lagi kan?”
Aku menatap Brian lamat-lamat. Wajahnya saat ini menunjukkan raut penuh permohonan dan terlihat sedih, tanpa berpikir panjang aku mengangguk.
Setelahnya aku benar-benar keluar rumah. Nanti aku akan kembali lagi setelah menemukan ketenangan. Lagi pula, ada bagian dari diriku yang tak tega seandainya meninggalkan Brian di rumah ini sendirian dan mengurus semuanya sendiri.
Aku memesan ojek online. Tujuanku saat ini adalah kafe milik Matthew untuk menemui Melanie yang masih bekerja di sana. Hanya dia yang kubutuhkan saat ini sebagai teman bercerita.
Tiba di kafe, aku berjalan masuk ke dalam sana sambil mencari keberadaan Melanie. Menemukan sosok temanku itu, aku hendak menghampirinya, tetapi dia lebih dulu melihatku lantas bergegas menghampiriku.
“Rora!”
“Mei-Mei!”
“Tumben lo ke sini setelah sekian lama. Habis liburan ke Bali pun nggak ngajak gue.”
“Itu kan honeymoon, masa mau ngajak lo?” Ah, bagaimana sih dia ini. “Tujuan gue ke sini mau ngomong sesuatu sama lo. Ini ... penting, gue butuh saran lo.”
“Tapi lo liat sediri gue masih kerja, jadi—”
“Lo bisa pergi sama Rora.”
Aku menoleh dan mendapati Matthew di belakangku. Sejak kapan dia ada di sana? Pandangan Matthew tertuju pada Melanie. Tunggu, aku merasa ada sesuatu saat dia menatap Melanie.
“O-oke, makasih. Ayo, Ror.”
Melanie menarik tanganku, kami duduk di salah satu meja pojok ruangan. Aku memperhatikan Melanie dan Matthew bergantian. Entah ini perasaanku saja atau benar, seperti ada yang tidak beres di antara mereka berdua. Tampak canggung, tetapi mencurigakan. Hm ... apakah terjadi sesuatu di antara mereka sejak aku berhenti bekerja di sini?
“Lo ... ada sesuatu sama Memet?” tanyaku.
“E-enggak!” sangkalnya dengan kecepatan super yang justru membuatku curiga. “Apa yang mau lo omongin?”
“Tentang Brian.”
“Suami lo? Emang dia kenapa?”
Menghela napas, kemudian aku mulai menceritakan pengakuan perasaan Brian padaku waktu itu. Dan yang paling utama aku menceritakan kejadian hari ini saat melihat ruangan yang selama ini tak boleh dimasuki siapa pun selain Brian. Melanie tampak kaget usai mendengar semuanya. Justru aneh kalau tidak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying The Hot Berondong (TAMAT)
Romance"Dia ... Brian yang dulu sering main ke rumah kita pakai sempak Batman sama kaus dalam putih?!" Aurora (23 tahun), telah membuat kesalahan dengan lelaki hot yang disangka seumuran dengannya. Ternyata lelaki itu adalah tetangganya semasa kecil yang l...