Beberapa tahun yang lalu.
Aku berjalan keluar dari ruang kelas IX A. Bosan, kegiatan sudah tidak seseru dulu atau mungkin aku sebosan ini karena sudah mau lulus dan selama tiga tahun terus berada di SMP. Namun, sebentar lagi aku akan masuk SMA! Sungguh menyenangkan. Aku tak sabar mendapat teman baru, suasana baru, dan kuharap bisa dapat pacar.
Sambil menunggu jemputan dari mama, aku bermain ponsel dan mengobrol dengan teman-teman cewek di kelasku yang juga sedang menunggu jemputan orang tuanya.
"Ror, entar lo mau daftar ke SMA mana?"
Aku menoleh pada teman sekelasku itu. "SMA negeri yang terbaik di kota ini lah."
"Idih! Emang bisa?"
"Bisa dong! Apa sih yang gue nggak bisa?" tanyaku sambil mengibaskan rambut.
"Songong banget lo!"
Aku hanya tertawa menanggapi ucapannya, karena sepertinya memang benar kalau aku songong.
Bosan mendengar teman-teman mulai bergosip dan bosan bermain ponsel, aku memutuskan untuk menatap ke depan. Astaga, mama lama sekali! Padahal aku sudah mengirimnya pesan sejak tadi dan katanya dia sedang dalam perjalanan menjemputku, tetapi mengapa tak kunjung tiba?
Aku sampai mengantuk dan nyaris ketiduran saat mama akhirnya tiba dengan motornya. Aku pamit pada teman-teman lantas menghampiri mama dan bergegas naik ke atas motor usai memakai helm.
"Kok lama banget sih, Ma?" protesku.
"Tadi Mama jemput Adnan dulu."
"Loh, bukannya anak SD harusnya udah pulang dari tadi?"
"Iya. Mama jemput Adnan di rumah temennya, bukan di sekolah."
Oh, ternyata begitu. Aku tak lagi bicara, berharap segera tiba di rumah dan membuat segelas es. Cuaca hari ini begitu panas-sebenarnya setiap hari panas sih-jadi aku hanya ingin minum es sekarang juga!
Tiba di depan rumah, mama turun dari atas motor dan masuk lebih dulu ke dalam rumah. Aku melepas sepatu di teras rumah sebelum meletakkan sepatu ini di rak sepatu.
Saat aku baru saja hendak masuk ke dalam rumah usai melepas sepatu, tiba-tiba datanglah sosok teman adikku sekaligus tetanggaku, namanya Brian. Dia berlari-lari ke arahku masih dengan mengenakan bawahan celana merah dari seragam SD dan atasan kaus dalam.
Sepertinya bocah itu membawa sesuatu seperti kertas tebal di tangannya.
"Kak Au!"
"Nggak usah lari-lari, bocil."
Brian hanya menyengir. "Brian ada sesuatu buat Kakak loh!"
"Apaan tuh? Hadiah?"
Brian menyodorkan kertas di tangannya. Ah, ternyata ini kertas yang digunakan untuk melukis. Apa itu namanya ya? Aku lupa. Yang jelas saat melihat lukisan di kertas ini, aku langsung terpana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying The Hot Berondong (TAMAT)
Romance"Dia ... Brian yang dulu sering main ke rumah kita pakai sempak Batman sama kaus dalam putih?!" Aurora (23 tahun), telah membuat kesalahan dengan lelaki hot yang disangka seumuran dengannya. Ternyata lelaki itu adalah tetangganya semasa kecil yang l...