Bab 9 - Brian Marah

51.5K 2.8K 55
                                    

Tautan bibir kami terlepas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tautan bibir kami terlepas. Fokusku tertuju pada bibir basah Brian yang tadi terkena air kolam dan saliva kami. Pandanganku naik ke atas, menatap mata Brian yang memancarkan keinginan.

Brian menempelkan keningnya pada keningku. Jantungku berdegup begitu cepat saat merasakan Brian mengusap bibirku.

"Bri ... kita-"

"Pindah ke kamar sekarang."

Nah, betul! Tumben dia paham, apakah saat ini dia sepemikiran denganku kalau lebih baik dilanjutkan sampai tahap wleowleo di kamar? Baguslah.

Kami keluar dari kolam bersama. Saat aku hendak melangkah, Brian tiba-tiba menggendongku. Aku memekik kaget, tetapi tak menolak perlakuan Brian. Senyum terus tersungging di wajahku sepanjang jalan menuju kamar.

Aku sudah memikirkan akan wleowleo di atas kasur. Namun, mengapa Brian membawaku ke kamar mandi? Dia menurunkanku di kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Tadi dia bilang kamar 'kan? Bukan kamar mandi?

"Kak Au bisa mandi di sini, aku mandi di kamar sebelah."

"Habis mandi?"

"Maksud Kak Au?"

"Habis mandi ngapain?"

"Uhm ... tidur?"

Yah ... ternyata dia tidak sepemikiran denganku. Sepertinya maksud Brian membawaku keluar dari kolam renang adalah untuk mandi lalu tidur, bukan untuk wleowleo.

"Oke," anggukku yang sejujurnya kecewa.

"Kak Au mau aku mandiin?"

Tawaran mengejutkan itu membuatku melotot kaget.

"E-enggak!"

"Haha, sorry. Cuma bercanda."

Hening, pikiranku jadi ke mana-mana akibat tawaran Brian barusan. Aku bermaksud untuk menunduk, tetapi pandangaku malah tertuju pada celana pendek Brian yang basah. Astaga, makhluk apa itu yang tampak menonjol di balik celana Brian? Sepertinya besar.

"Kak Au lihatin apa?"

"Hah?"

Aku langsung mendongak. Pipiku terasa panas ketahuan sedang memperhatikan area naga besarnya.

"Ternyata Kak Au mesum ya."

A-apa?! Tidak! Aku tidak mesum!

"Enggak! Aku cuma lagi lihat kakiku yang cantik," ucapku lalu dengan cepat menunduk untuk menatap kakiku.

Kudengar suara Brian tertawa setelahnya. Aku terkesiap kaget saat Brian menyentuh pipiku secara tiba-tiba. Mendongak, aku kembali menatap Brian.

"Kalau Kak Au mau lihatin punya aku boleh, tapi punya cowok lain nggak boleh."

"Ka-kamu ngomong apa sih?!"

"Apa coba tebak?"

Aku mengerucutkan bibir, merasa kesal sekaligus malu. Apakah saat ini Brian sedang meledekku? Dia bermain-main denganku? Namun, aku yang kepalang malu tak bisa untuk mengelak. Wajahku terasa panas, pasti sudah memerah.

Marrying The Hot Berondong (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang