Bab 15 - Gosip di Acara Keluarga

41.5K 2.4K 68
                                    

Selesai bekerja, aku dan Melanie berjalan bersama ke tempat parkir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai bekerja, aku dan Melanie berjalan bersama ke tempat parkir. Tadi aku sudah menghubungi Brian dan meminta dijemput di tempat parkir.

“Lo nggak langsung balik, Mei?”

Aku menatap heran ke arah Melanie yang bukannya langsung pulang ke rumah malah turut duduk di sebelahku, padahal aku sedang menunggu jemputan Brian.

“Entar aja lah, mau nyapa suami lo sebentar.”

Aku berdecak kesal. Pasti dia akan meledekku nanti. Setelah kuceritakan kalau Brian suamiku, dia tak berhenti meledekku saat di tempat kerja, terutama karena aku menikah dengan berondong. Aku tahu maksudnya bercanda, namun tetap saja aku merasa kesal.

Tak berselang lama, Brian datang. Pintu mobil terbuka dan menampilkan sosok Brian yang keluar dari sana, dia tersenyum padaku seraya berjalan mendekat. Wah, mau di pagi hari atau di sore hari, Brian tetap saja tampan.

“Kak Au udah nunggu lama?”

“Enggak kok.”

Melanie berdehem-dehem tidak jelas sambil menyenggolku. Oh, astaga!

“Ini Mei-Mei, Bri. Temen deketku,” ujarku sambil menunjuk Melanie.

“Oh. Aku tahu karena pernah ketemu. Kakaknya Kevin kan?”

Melanie mengangguk pada Brian. “Selamat atas pernikahan kalian, ya. Gue tunggu dedek bayi yang gemoy.”

“Mei-Mei!”

Aku berseru kesal, mengapa dia mengungkit hal seperti itu? Membuatku malu saja, bukan dalam artian negatif, tetapi karena aku terbayang proses pembuatannya. Sepertinya otakku harus disapu karena terlalu kotor.

Melanie berpamitan padaku, kemudian tiba-tiba dia mendorongku hingga aku jatuh ke dalam pelukan Brian. Dengan menyebalkannya dia malah mentertawakanku. Bestie macam apa itu?!

“Mei-Mei! Awas aja looo!!!”

Aku berniat mengejar Melanie, tetapi Brian malah mendekapku dengan kedua tangannya. Aku mendongak, menatap Brian yang masih tersenyum padaku.

“Mau digendong nggak?”

“Hah?” kagetku. “E-enggak! Aku bisa jalan sendiri.”

“Barangkali Kak Au capek.”

“Enggak kok.”

Ketika Brian melepaskan pelukannya, aku langsung berjalan tergesa menuju mobil. Rasanya malu membayangkan digendong oleh Brian di tempat umum.

Tak ingin Brian menawarkan diri untuk menggendongku lagi, aku bergegas keluar dari mobil saat sudah tiba di rumah. Tanpa menunggu Brian, aku berjalan lebih dulu ke kamar lantas meletakkan tas di sana.

“Kak Au mau mandi bareng nggak?”

Aku terkesiap kaget. Pertama, karena Brian tiba-tiba sudah berada di belakangku dan mengajak bicara. Kedua, karena tawarannya yang mengejutkan.

Marrying The Hot Berondong (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang