Bab 22 - Honeymoon Part 1

38.2K 1.9K 29
                                    

⚠️Warning! Mengandung konten dewasa!

⚠️Warning! Mengandung konten dewasa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Canggung.

Pasangan suami istri mana yang berbulan madu tetapi suasananya seperti ini? Huhu, sepertinya hanya diriku dan Brian.

Di mobil saat menuju ke bandara di Jakarta terasa canggung, saat sudah tiba di hotel yang ada di Bali pun tetap canggung. Sampai kapan aku dan Brian harus diam-diaman begini? Seperti bukan berbulan madu.

Sejak berangkat ke Bali, aku bagaikan hanya mengikuti alur karena semuanya sudah diatur oleh orang tuaku dan nenek. Mulai dari transportasi, penginapan, hingga destinasi wisata. Sebenarnya aku senang saat tiba di sini, ingin berfoto di beberapa tempat sebelum ke hotel, tetapi sejak sampai di bandara aku hanya diam karena Brian juga diam.

Aku dan Brian seperti bukan pasangan, bahkan morning kiss everyday sudah tak lagi ada sejak masalah Brian yang memergokiku berpelukan dengan Matthew. Jangankan ciuman, pegangan tangan saja tidak. Bulan madu saat ini yang seharusnya panas malah tidak sama sekali.

“Capeknya ...”

Aku rebahan di kasur hotel. Tadi aku dan Brian tiba di bandara pada malam hari. Setelah itu, kami makan malam bersama, mandi terpisah, kemudian rebahan di atas kasur.

Menoleh, Brian rebah di sebelahku dengan posisi memunggungiku. Aku kesal, tetapi mau bagaimana lagi? Aku ragu mau memulai obrolan karena merasa bersalah sejak tepergok berpelukan dengan Matthew, ditambah lagi saat Brian menyatakan cintanya belum bisa aku respon dengan baik, dan aku belum bisa mengutarakan bagaimana perasaanku padanya.

Apakah bulan madu selama beberapa hari akan terus seperti ini? Atau lambat laun akan mencair dan panas kembali?

***

Di hari berikutnya usai sarapan bersama, aku dan Brian berencana untuk menuju pantai. Brian menyewa mobil, dia masuk begitu saja ke dalam mobil tanpa membukakan pintu mobil untukku. Padahal sebelumnya dia sering melakukan itu, tetapi sekarang tidak lagi.

Di mobil dalam perjalanan ke pantai, kami juga hanya diam. Ngomong-ngomong soal destinasi wisata apa saja yang hendak dikunjungi semua sudah disusun oleh orang tuaku dan nenek, aku dan Brian hanya mengikuti. Sebenarnya karena aku tak tahu dan cenderung tak peduli harus berkunjung ke mana, Brian sepertinya juga sama.

Di pantai, Brian berjalan lebih dulu, dia bahkan tidak menungguku atau menggenggam tanganku. Menyebalkan! Apa harus aku yang mulai duluan?

Aku berjalan di sebelah Brian, menyusuri pasir pantai. Toleh kanan kiri, pemandangan di pantai ini indah ditambah lagi dengan bule seksi yang bertebaran mengenakan bikini. 

Aku menoleh ke arah Brian, memastikan ke mana arah pandangan matanya.

“Pemandangannya bagus ya, Bri?”

Brian mengangguk singkat.

“Bulenya seksi, ya? Lebih seksi aku atau mereka?”

“Kak ...”

Marrying The Hot Berondong (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang