Bab 4 - Ciuman untuk Princess

58.2K 3.6K 185
                                    

Yuhu! Update-an di malam Minggu buat nemenin jomblowan dan jomblowati, wkwk🤣

Happy reading!😍

“Brian ikut karena mau mampir main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Brian ikut karena mau mampir main. Dia baru balik ke Indonesia tahun ini dan udah menetap lagi di sini loh, Kak. Dia kuliah bareng gue, jadi kita rencananya bakal sering ketemu buat main.”

Aku tak terlalu mempedulikan penjelasan Adnan, kini tatapanku tertuju pada Brian yang sudah berdiri tegak. Tatapan Brian tak lepas dariku, membuatku berangsur jengah dan salah tingkah, apalagi saat mengingat kejadian mesum saat di hotel.

Bagaimana bisa saat ini Brian terlihat begitu santai?! Sedangkan aku sudah gugup setengah mampus!

“Kak, lo kenapa sih?”

Mendongak, aku menatap adikku lalu menjawab dengan gelengan kepala. Saat hendak berdiri, tubuhku terasa lemas hingga aku kembali berjongkok sejenak. Sungguh, aku tak menduga ternyata Batman adalah Brian.

“Mau aku bantu berdiri, Kak?”

Mendengar Brian memanggilku “kak” membuat perasaan bersalah kembali menghinggapiku. Oh, Brian, maafkan aku yang sudah menodaimu. Walaupun malam itu aku tidak memaksa Brian untuk membantuku, namun tetap saja dia jadi ternoda karena aku.

“Nggak usah.”

Aku tak ingin dekat-dekat dengan Brian untuk sementara waktu, apalagi sampai dibantu berdiri dan bersentuhan fisik dengannya. Sebisa mungkin aku menciptakan jarak, termasuk saat berjalan bersama menuju mobil.

Terpikirkan kalau bisa saja Brian duduk di depan, di sebelahku, aku harus mencegahnya sekarang.

“Kalian berdua duduk di belakang! Jangan ada yang di depan!”

Usai mengatakan itu kepada Brian dan Adnan, aku bergegas memasuki mobil. Untungnya Brian dan Adnan menurut padaku. Saat mobil mulai melaju, aku beberapa kali melirik ke arah Brian, dan ternyata dia tengah menatapku.

Aku gugup, sebenarnya sejak tadi. Perasaanku campur aduk, yang jelas tanganku sudah berkeringat dingin sejak tadi dan baru kusadari kalau aku menyetir dengan tangan gemetar. Fakta tentang siapa Batman sebenarnya membuatku syok.

“Tangan Kak Au gemetar, mau gantian nyetirnya, Kak? Barangkali Kak Au lagi nggak enak badan.”

Brian bicara dengan ramah seolah tak pernah terjadi apa pun diantara kita. Menyebalkan! Gara-gara siapa juga aku sampai gemetar? Ini semua gara-gara Brian, kalau saja Batman bukan Brian, aku pasti tak akan sampai begini.

Selain gemetar karena syok, aku juga seperti ini karena takut. Bagaimana jika Brian mengungkapkan kepada keluarganya dan keluargaku mengenai perbuatan mesum kami saat di hotel? Habislah aku!

Helaan napas lega kuhembuskan saat tiba di depan rumah. Brian dan Adnan keluar dari mobil. Ingin menghindar, aku kembali melajukan mobil dengan tergesa untuk menuju kafe Matthew.

Marrying The Hot Berondong (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang