Bab 3 - Hiks Srot! Aurora Depresot

65.3K 3.8K 202
                                    

"Aaaa!!!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaaa!!!”

Aku berteriak kencang berulang kali di dalam kamar mandi.

Beberapa saat yang lalu, aku berhasil kabur dari hotel dan menyetir mobil dengan selamat sampai ke rumah. Untungnya tak ada insiden kecelakaan. Walaupun tubuhku saat itu masih bergairah, tetapi tidak separah sebelumnya berkat bantuan Batman.

Mengingat Batman membuatku kembali beteriak. Aku berendam di bathtub sambil memukul-mukul air. Setiap kali mengingat adegan mesum yang kulakukan dengan Batman, perasaan malu menghinggapiku.

Aku baru mengenal Batman hari ini, tetapi sudah membiarkannya dengan lancang menyentuh tubuhku. Ini semua gara-gara obat perangsang sialan! Namun, tak ada gunanya menyesal sekarang, karena waktu tak dapat diputar kembali.

“Kak Roraaa!!!”

Teriakan Adnan terdengar, lamunanku tentang Batman buyar.

“Kak! Lo di mana?!”

Kali ini suara adikku terdengar lebih dekat, sepertinya dia ada di kamarku.

“Gue di kamar mandi!”

Terdengar suara langkah kaki mendekat, kemudian terhenti tepat di depan pintu kamar mandi.

“Tega banget lo ninggalin gue! Tadi gue pulang sendirian tahu!”

Aku mendengkus mendengar ucapan adikku. Salah sendiri dihubungi tidak bisa, aku bahkan sampai mencarinya bersama Melanie. Kalau saja adikku tadi langsung ketemu dan aku pulang bersama adikku, pasti kegiatan mesum bersama Batman tak akan terjadi.

Aku bergegas menyelesaikan kegiatan di kamar mandi lalu memakai lengkap pakaian yang sudah kusiapkan sekalian saat ke kamar mandi. Saat aku keluar kamar mandi, kulihat adikku tengah rebahan di atas kasurku sambil bermain ponsel.

Teringat kejadian saat Adnan tak dapat dihubungi dan dicari tak ketemu hingga aku berakhir bersama Batman di hotel, aku mendekat ke arah Adnan lalu menabok pahanya yang dipamerkan.

“Ini semua salah lo!”

“Aw!” Adnan mengelus pahanya. “Kenapa malah lo yang marah? Harusnya gue yang marah!”

“Lo tahu nggak kalau dihubungi nggak bisa? Gue juga udah nyari lo tapi nggak ketemu!”

Adikku mengalihkan tatapannya dari layar ponsel ke wajahku. Dia beranjak duduk lalu menyengir singkat sambil menggaruk rambutnya.

“Sorry, hehe.”

Aku memutar bola mata. Sebenarnya ingin kembali marah-marah, tetapi kalau dipikir-pikir tak ada gunanya.

Saat ini sepertinya waktu yang tepat untuk menggali informasi tentang Batman. Harusnya adikku tahu, karena Batman kenalannya Kevin.

“Lo ... kenal sama temannya Kevin yang namanya Batman?”

Marrying The Hot Berondong (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang