Episode 1🌻

85 6 1
                                    

Halo guys!! Aku up ulang ya. Yang ini sudah ku revisi. Semoga tulisanku membaik.


"Ini buku pertamaku, yang mengawali cerita panjangku"
-Rinai-

Rinai dengan teliti mencari novel yang sejak dua bulan ini dia cari, sebuah novel yang isi ceritanya membuat Rinai benar-benar dibuat penasaran. Setelah sekian lama mencari, Rinai cukup kelelahan karena sudah hampir dua jam dia mengelilingi seluruh isi perpustakaan ini, dia pun akhirnya pergi ke sebuah tempat duduk yang berada di dalam perpustakaan itu. Tak lama ketika Rinai tengah duduk di bangku, dia melihat seorang pria di hadapan nya tengah membaca sebuah novel dengan tenang. Yang membuat Rinai sangat terkejut adalah, karena novel yang tengah berada di genggaman lelaki itu adalah novel yang selama ini dia cari. Dengan perasaan yang senang Rinai dengan cepat berjalan ke arah pria itu dan dengan tanpa sadar dia mengambil novel milik pria itu. Pria itu tersentak kaget melihat seorang gadis dengan sigap merebut novel yang sedang berada di genggamannya, namun lelaki itu hanya diam.

Seakan sadar atas perbuatannya, Rinai diam karena merasa malu dan kembali menaruh novel tersebut di hadapan lelaki itu.

"Maaf," ucap Rinai. Lelaki itu hanya diam menatap Rinai membuat gadis itu sangat takut jikalau tiba-tiba lelaki ini akan marah padanya.

"Hmm, maaf aku lancang ambil novel kamu, aku udah lama banget nyari novel itu. Jadi pas liat aku langsung ambil rebut punya kamu. Maaf sekali lagi." Jelas Rinai sambil menundukkan kepalanya karena tak berani menatap lelaki di hadapan nya itu.

"Gapapa. Nih lu boleh pinjem punya gue kalo lu penasaran mau baca, nih novel emang udah susah dicari sekarang." Sahut lelaki itu dengan tenang.

Seketika Rinai mendongakkan kepalanya dan menatap lelaki itu dengan setengah terkejut. "Eh gapapa? Tapi kamu lagi baca kan?"

"Santai, gue udah pernah baca kok, itu lagi baca ulang aja karena isi ceritanya emang seseru itu." Jawab lelaki itu, lagi-lagi dengan nadanya yang terdengar tenang dan santai. Seolah-olah tidak terlalu mempermasalahkan perempuan yang kini tengah berdiri dihadapannya.

Rinai pun mengambil novel yang di sodorkan lelaki itu dengan perasaan yang sangat senang. Karena akhirnya, dia mendapatkan novel yang selama ini dia cari. Ketika Rinai hendak bertanya nama lelaki itu, tiba-tiba ponsel lelaki itu berdering. Lelaki itu mengangkat teleponnya dan pergi meninggalkan Rinai tanpa sepatah katapun. Membuat Rinai menatap kepergiannya dengan kebingungan. Lelaki itu pergi meninggalkan kebingungan bagi Rinai.

"Gimana caranya aku ngembaliin novel ini?" tanya nya dalam hati.

Namun, Rinai tidak terlalu memikirkan hal itu karena perasaannya cukup senang karena berhasil menemukan novel yang selama ini dia cari.

^^^

Sekolah hari ini cukup menyenangkan, guru yang mendadak rapat membuat semua siswa siswi berhamburan keluar kelas. Kecuali dengan Rinai yang sejak tadi asyik membaca novel yang kemarin dia dapatkan dari seorang pria yang berada di perpustakaan dekat sekolahnya. Rinai memang sudah langganan berada di perpustakaan tersebut. Ketimbang perpustakaan sekolah, Rinai lebih senang berada di perpustakaan yang ada di luar sekolah, lebih menarik baginya.

"Rinai, kantin yukk." Ajak Lora_sahabat baik Rinai.

"Duluan aja Ra, aku nanti nyusul" jawab Rinai tanpa menatap ke arah Lora.

Lora mendengus sebal mendengarnya. "Lo ga bakal nyusul yakin gue, lo tuh kalo udah baca buku langsung berubah jadi patung." Rinai tersenyum ke arah Lora, sedangkan Lora hanya menatap nya jengkel.

"Ayukkk, ga usah cemberut gitu, Ra." Sahut Rinai sambil menutup novelnya dan beranjak dari tempat duduk.

Rinai dan Lora berjalan dikoridor sekolah menuju kantin yang berada tak jauh dari sekolahnya. Dengan sesekali mereka mendapat tatapan dari beberapa siswa siswi yang lewat. Sudah tidak heran lagi bagi Rinai dan Lora, karena sejak pertama kali mereka menginjakkan kakinya di sekolah ini mereka tidak berteman dengan siapapun kecuali hanya urusan belajar. Yaa, Rinai adalah gadis yang sulit untuk bergaul pada siapapun. Gadis ceria yang tidak bisa menampilkan keceriaan nya pada orang lain, kecuali orang-orang terdekatnya. Sedangkan Lora, gadis cuek yang malas untuk interaksi dengan banyak orang. Baginya, cukup memiliki satu teman saja sudah merepotkan.

Seketika Lora teringat akan sesuatu, kemudian dia mengeluarkan suaranya, "Rin, tadi lu baca novel apa? Gak mau cerita ke gue? Kan biasanya kalo dapet novel baru lu semangat banget tuh cerita ke gue"

"Ohhh hahaha itu novel yang aku cari-cari dari dua bulan lalu itu lho, Ra." Rinai bercerita dengan antusias.

"Ohh iya iya inget gue. Yang lu sampe ngubek-ngubek perpustakaan di sebelah itu kan?" Tanya Lora memastikan.

"Iyaa hahaha "

"Terus dapet dari mana tuh novel? "

Rinai kembali teringat dengan kejadian kemarin sore. Disaat dirinya bertemu dengan seorang lelaki asing. "Aku dapet dari cowok tapi gatau siapa"

"Lah? Maksudnya? " Tanya Lora dengan sedikit heran.

"Itu, jadi kemaren aku nyari-nyari novel itu kan dan gak ketemu. Terus aku gak sengaja liat ada cowok lagi baca itu novel. Dan kamu harus tau, Dell" Jelas Rinai dengan pelan, sedikit malu dengan kejadian kemarin siang.

"Apaa? " Tanya Lora dengan penasaran.

"Aku ngerebut novel yang lagi dia pegang" Ucap Rinai dengan pelan sambil meringis.

Lora menatap Rinai dengan tatapan horor. "Udah biasa sebenernya lo selalu kalap kalo liat novel yang lo cari terus ada, cuma gak punya orang lo rebut juga lah, Rin."

Rinai hanya tersenyum kecil sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Terus, tuh cowok marah gak lo rebut novelnya? " Tanya Lora.

"Enggak anehnya. Justru dia malah ngasih pinjem ke aku novelnya. Aneh ya?"

"Ya dia gak mau repot kali ngurusin orang gak jelas kaya lu, Rin."

"Enak aja kamu". Lora tertawa puas melihat Rinai yang sedang menatapnya dengan jengkel.

"Lagian, ada-ada aja lo. Eh by the way, sempet kenalan dong berarti?"

"Engga, pas aku tanya namanya, ada telepon dari handphone nya terus dia pergi gitu aja."

"Berarti tuh buku buat lo?"

"Nggak lah, aku balikin nanti. Cuma gak tau gimana caranya."

Lora mendengus pelan mendengar ucapan Rinai. Tidak habis pikir dengan temannya satu ini. "Hadehhh, yaudah deh lo cari deh tuh orang semoga ketemu"

Mereka pun telah tiba di kantin dan mulai memesan makanan disana.

^^^

Malam hari nya, Rinai masih sibuk membaca novel yang dia dapat dari seorang pria itu. Sehingga tiba-tiba pada halaman tengah, Rinai menemukan sebuah kertas kecil berwarna biru langit. Rinai mengambil kertas tersebut dan ternyata ada nama di dalam kertas itu.

Punya Arta

Rinai kini mengetahui siapa nama pemilik novel ini. "Nama yang Bagus". Gumamnya sambil tersenyum menatap kertas kecil tersebut.

RUMIT (ARTANAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang