Episode 11

9 0 0
                                    

Halo, gimana episode sebelumnya?? Gimana menurut kalian sosok Arta?? Semoga ceritanya dapat menghibur, ya.

Oiya, di akhir episode ini, aku bakal kasih liat visual Arta, Rinai dan Lora ke kalian....

Happy reading all.......

"Ternyata, kamu adalah perjalanan paling rumit yang tidak bisa ku lewatkan"
-Rinai-

Bel pulang sekolah berbunyi. Namun, Rinai masih terdiam dan menatap layar ponselnya lama. Hingga tiba-tiba Lora datang dari luar dan berjalan menghampiri Rinai. melihat apa yang tengah Rinai perhatikan didalam ponselnya, Lora sontak tersenyum dan menyenggol bahu Rinai pelan. Membuat gadis itu menoleh kaget kearah Lora.

"Call aja, Rin, kalo ga dibales mah."

Rinai hanya mendengus sebal mendengar ucapan Lora, "Ngapain juga aku call, orang aku gak sengaja liat room chat random aja."

Lora tertawa mendengarnya, benar-benar lucu melihat Rinai yang berusaha mencari alasan agar tidak ketahuan sedang menunggu balasan pesan dari Arta.

"Ngeles mulu lo, gak seru," ujar Lora sambil terkekeh pelan.

Lagi-lagi, Rinai hanya mendengus sebal. Sementara Lora masih menertawakan Rinai. hingga kemudian, Lora menarik tangan Rinai dan mengajaknya untuk keluar kelas karena sekolah mulai sepi.

Ditengah-tengah perjalanan menuju parkian sekolah, tiba-tiba Lora menanyakan sesuatu yang membuat Rinai cukup terkejut mendengarnya. "Lo udah deket banget sama Arta, ya, Rin?".

Rinai bingung bagaimana menjawab pertanyaan Lora, karena dia juga tidak tahu tentang kedekatannya dengan Arta. "Iya deket, kaya temen deket biasa aja, Ra."

Lora hanya menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Rinai. membuat Rinai menatapnya heran, "Kenapa tanya gitu, Ra?"

Lora sontak menoleh kearah Rinai dan tersenym kecil, "Enggak, gue Cuma nanya aja, siapa tau lo udah ada rasa sama dia."

Rinai menoleh kaget kearah Lora, entah kenapa perihal rasa Rinai belum terbiasa untuk membahasnya, meskipun pada teman dekatnya sendiri. Padahal,ini bukan pengalaman pertama bagi RInai untuk jatuh cinta. Karena sebelumnya, Rinai pernah merasakan sebuah rasa yang biasa disebut cinta monyet pada masanya kala itu.

"Kenapa kaget banget dah?" tanya Lora sambil tertawa. Membuat Rinai menatap Lora dengan tatapan sedikit kesal. Lora kembali terdiam setelah tidak mendapat jawaban dari Rinai. Sepertinya, Lora pun sudah mendapat jawabannya dari mimik wajah Rinai.

Mereka pun tiba di parkiran membuat Rinai kembali menatap ponselnya, berharap ada pesan masuk dari Arta, karena Arta sudah janji akan menjemputnya sore ini. Namun, sejak tadi tidak ada pesan masuk dari Arta, bahkan pesan terakhir dari Rinai belum dibalasnya, membuat Rinai sedikit gelisah. Lora yang menyadari hal tersebut hanya bisa menghela napasnya pelan.

"Coba lo telepon, Rin." ujar Lora setelah melihat kegelisahan dari wajah Rinai.

Rinai menoleh kearah Lora, "Gapapa emangnya?"

"Lho, kenapa? Gapapa lah, dia udah janji sebelumnya kan sama lo buat jemput?"

Rinai hanya mengangguk pelan. Lora kembali mengatakan sesuatu yang membuat Rinai menatapnya heran. "Rin, inget sama yang gue bilang waktu itu ya."

"Soal jangan terlalu cepet jatuh hati?" Tanya Rinai memastikan.

Lora mengangguk pelan, "Gue gak ngelarang lo buat jatuh cinta sama siapapun, Rin, gapapa banget malah. Cuma saran gue jangan semua hal tentang dia lo gunain pake hati. Jangan sampe lo salah orang buat ngasih ketulusan lo. "

RUMIT (ARTANAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang