Episode 34🌻

8 1 3
                                    

"Gue tau, lo pasti tau apa yang udah terjadi sama adek gue."

Lora terdiam. Yang di hadapan nya sekarang adalah Regan yang secara tiba-tiba datang kerumahnya. Lora sedikit heran, namun sejak awal dia tahu maksud dari tujuan kedatangan Regan. Sudah pasti hal ini menyangkut tentang kemarin Rinai yang pulang kerumah menangis tiba-tiba.

Lora menatap Regan sekilas, "Gak tau gue, bang. Kenapa emang Rinai?"

"Gak mungkin lo gak tau, selain Nilam, lo juga orang yang paling deket sama Rinai." Ucap Regan.

Lora menghela napasnya kasar, "Gue gak berani kasih tau lo, takut lo ngelakuin hal yang enggak-enggak kalo udah tau, bang."

Regan menatap Lora heran. Benar dugaan nya.  Pasti ada sesuatu yang terjadi pada Rinai. Sebenarnya Regan tidak ingin ikut campur dengan urusan adiknya itu. Namun, setelah melihat bagaimana Rinai menangis malam itu, membuat dirinya sedikit geram dengan apa yang telah terjadi pada Rinai.

"Enggak, gue gak mau ikut campur urusan adek gue,"

Lora menatap Regan, "Gue cuma mau tau apa yang terjadi sama dia," lanjutnya.

"Masuk dulu, bang." Lora mempersilahkan Regan untuk masuk kedalam rumahnya. Regan pun mengikuti langkah Lora masuk.

"Duduk dulu deh, bang. Mau minum apa?"

Regan tersenyum tipis, "Apa aja, kaya sama siapa aja lo, Ra."

Lora pun melangkahkan kakinya ke dapur. Regan menatap langkah Lora. Padahal, Regan dan Lora tidak begitu dekat, bahkan jarang sekali bertemu. Namun, sejak dulu, siapapun yang berteman baik dengan Rinai, maka bagi Regan akan dianggap sebagai adiknya.

Regan tahu, sejak kecil Rinai anak yang susah sekali bergaul. Dari dulu temannya tidak banyak. Rinai anak yang cukup pendiam, maka dari itu, siapapun yang bisa dekat dengan Rinai berarti orang itu sudah berhasil membuat Rinai nyaman dengan nya. Seperti Nilam, Lora, begitu juga dengan Arta.

Tak lama kemudian Lora kembali dari dapur sambil membawa dua gelas air dan meletakkan nya di atas meja. "Minum dulu, bang."

Regan mengangguk singkat. "Jadi, kenapa Rinai kemarin malem?"

"Gue juga gak tau persis sebenernya, bang. Malem itu gue tiba-tiba di telfon Rinai, dia cerita sambil nangis ke gue." Ucap Lora.

"Cuma satu yang gue tau alesan kenapa Rinai nangis."

"Kenapa? Siapa yang buat dia nangis?" Regan bertanya dengan penuh penasaran.

Lora menghela napasnya kasar. "Arta."

Regan terdiam. Sedikit tercengang dengan ucapan Lora. Bagaimana mungkin? Bukankah hari itu Rinai seharian bersama Nilam? Kenapa Arta terlibat?

"Atas nama Arta dan sebagai sepupu Arta, gue minta maaf bang," jelas Lora.

Regan masih menatap Lora dengan kebingungan, "Bentar, maksud lo, kenapa harus bawa-bawa Arta? kemaren Rinai seharian sama Nilam kok."

Lora mengangguk pelan, "Iya, tapi setelah nya Rinai pergi sama Arta."

"Terus, apa yang udah Arta lakuin ke adek gue?"

"Soal itu gue minta maaf, bang. Gue belum bisa  ngasih tau lo. Karena menurut gue hal itu bukan ranah gue." Lora berusaha menjelaskan dengan tenang. Dia tahu, jika Rinai saja tidak ingin menceritakan kejadian nya pada Regan, otomatis Rinai tidak ingin Regan tahu tentang kejadian itu.

Regan menghela napas nya kasar. "Oke, thanks, Ra, lo udah mau berusaha jelasin ke gue."

"Sorry, bang, gue gak bisa ceritain detail ke lo, karena gue rasa itu bukan hak gue." Ucap Lora.

Regan hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
 
Tak lama setelahnya, Regan bangkit dari duduknya dan pamit dari rumah Lora. Sebelum keluar pintu, Lora mengucapkan satu hal yang membuat Regan menghentikan langkahnya. "Lo sahabat nya Arta, jadi lo yang paling tau seberapa rumitnya dia. Kita semua tau dia manusia paling rumit sama isi kepalanya sendiri."

Lora menjeda ucapannya, "Jadi gue rasa lo ngerti alesan apa yang udah terjadi antara Arta dan Rinai, bang."

Regan menganggukkan kepala nya, "Iya gue ngerti. Sekali lagi thanks ya udah kasih gue penjelasan."

Regan pun pergi meninggalkan pekarangan rumah Lora. Sekarang Regan paham, ternyata Arta lah yang menjadi alasan adik nya itu menangis sampai sebegitu nya. Ternyata Arta yang menyebabkan Rinai menangis dengan penuh kekecewaan. Dan sekarang Regan juga baru menyadari, bahwa sejauh ini, Arta sudah mulai membawa pengaruh besar bagi Rinai. Dan hal itu akan semakin rumit kedepannya. Karena Regan tahu, Arta adalah sosok yang terlalu sulit untuk jatuh cinta, apalagi kepada Rinai, seorang perempuan yang memiliki kakak laki-laki yang pernah memiliki masa lalu kelam setahun yang lalu.

Dan itu akan menjadi semakin rumit. Bukan hanya bagi Arta, tapi rumit juga bagi Rinai.

***

Rinai terdiam menatap layar ponsel handphone nya. Menatap pesan dari Arta, yang berisikan kata maaf karena ulah nya waktu itu.

Rinai memaafkan, meski rasa kecewa di hatinya tidak bisa dihilangkan, tapi dia ingin melupakan. Dia ingin melupakan semua kejadian malam itu.

Namun, yang membuat heran adalah di dalam pesan yang dikirimkan Arta, terdapat sebuah kata-kata seolah menyudutkan Rinai. Didalamnya terdapat bahwa Rinai harus mengerti Arta tentang kejadian malam itu. Rinai heran, kenapa sebegitu nya Arta ingin dimengerti? Bukankah ini murni kesalahan nya?

'Apa aku sesalah itu di hadapan kamu, Ta?' tanya nya dalam hati.

HALO!! SELAMAT MEMBACA EPISODE ARTANAI INI YAA...
SEMOGA KALIAN SUKAA!!

JANGAN LUPA KASIH VOTE DAN KOMEN YA GUYS!!

RUMIT (ARTANAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang