Episode 24 🌻

7 1 0
                                    

"Selamat ulang tahun, Abang"
-Rinai-

Hari yang ditunggu-tunggu Rinai akhirnya tiba. Hari ini Regan ulang tahun dan Rinai ingin memberikannya kejutan. Rinai sudah menyiapkan kue ulang tahun beserta kado yang sudah dia beli bersama Lora. Pulang sekolah, dia segera bersiap-siap untuk pergi menuju kantor Regan karena sejak awal niatnya ingin memberikan kejutan di kantor abang nya. Mengingat beberapa minggu ini Regan terlihat sibuk bahkan sudah hampir seminggu dia tidak pulang kerumah saking sibuknya dengan pekerjaannya di kantor. Maka dari itu Rinai berinisiatif ingin mendatangi Regan dan memberikan kejutan ulang tahunnya di sana.

Namun, Rinai tidak sendiri, beberapa hari yang lalu dia sudah menghubungi Arta dan meminta lelaki itu untuk menemaninya ke perusahaan Regan. Niat awalnya Rinai ingin mengajak Lora, namun Lora tidak bisa karena ada beberapa urusan dirumah yang tidak bisa dia tinggalkan. Meski agak sulit untuk Arta mau menyetujui permintaan Rinai, namun akhirnya Arta setuju dan mau menemani Rinai malam nanti. Kebahagiaan Rinai bertambah dua kali lipat setelah mengetahui Arta mau menemani nya malam ini. Karena dengan begitu, Rinai bisa memiliki banyak waktu untuk menciptakan banyak kenangan bersama Arta. Dengan harapan Arta bisa membuka hatinya untuk Rinai. Aku masih punya banyak waktu buat dapetin hati kamu, kan? ujar batinnya.

Sampai akhirnya malam ini tiba, Rinai menatap dirinya di balik cermin sambil terus menampilkan senyum nya yang begitu cerah. Kali ini, dia berharap banyak hal baik agar semua urusan nya malam ini dimudahkan. Hatinya begitu senang sekaligus merasa sedikit gugup karena membayangkan wajah kakak laki-laki nya dan membayangkan pertemuan antara Regan dan Arta. Sampai saat ini, Rinai belum mengetahui bahwa Regan dan Arta pernah menjadi teman baik sebelumnya.

Tak lama kemudian Arta tiba dirumah Rinai. Rinai pun beranjak dari kamarnya dan segera menghampiri Arta. Ketika Rinai baru keluar dari kamarnya, ternyata Arta sudah di ruang tamu rumah Rinai bersama kedua orang tua Rinai yang sedang asik berbincang. Lantas Rinai menarik sudut bibirnya dan berjalan kearah mereka. Sadar akan kehadiran Rinai, kedua orang tua beserta Arta menoleh kearah Rinai.

Arta sedikit tertegun melihat penampilan Rinai yang terlihat sangat cantik malam ini. Dengan balutan dres panjang selutut berwarna kuning pastel, disertai pita di atas kepalanya dengan warna senada. Tampak sangat anggun dan cantik.

"Cantik banget anak Bunda ini," ujar Arin sambil menatap putri nya dengan kagum.

Rinai hanya tersenyum menanggapi ucaoan Bundanya.

"Putri ayah emang selalu cantik sih, bener kan, Arta?" Tanya Rendi sambil menyenggol bahu Arta pelan, sontak membuat Arta tersadar dari lamunanya.

"Eh, iya, Om. Cantik, Nai," ucapnya dengan sedikit gugup.

Rinai benar-benar tersipu malu malam ini, seperti ada ribuan kupu-kupu menari didalam perut Rinai. Padahal, hanya sebatas pujian kecil dari Arta, namun mampu membuat seorang Rinai tersipu malu dibuatnya.

Mereka pun meminta izin pada kedua orang tua Rinai dan segera pergi meninggalkan rumah untuk pergi menuju kantor perusahaan Regan. Malam ini, Arta membawa mobil. Bukan motor kesayangannya. Rinai sebenarnya sedikit terkejut melihat Arta membawa mobil, tapi katanya karena malam ini Rinai membawa beberapa barang seperti kado dan kue, jadi untuk meringankan, maka Arta membawa mobil. Selama perjalanan, Rinai becerita tentang banyak hal. Arta hanya mendengarkan sesekali menanggapi Rinai yang dengan antusias nya becerita.

Tak lama setelahnya, mereka tiba dikantor Regan dan sudah disambut dengan Jevan yang menunggu mereka di lobi perusahaan. Ketika melihat Rinai, Jevan dengan segera menghampiri Rinai dan sedikit terkejut dengan kehadiran Arta disana. Jevan terdiam sesaat menatap Arta yang kini juga tengah melihat kearahnya. Keduanya sama-sama terdiam. Rinai yang sedikit bingung akhirnya berdehem kecil untuk mencairkan suasana yang tiba-tiba tegang.

RUMIT (ARTANAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang