Episode 20🌻

7 0 0
                                    

"Kedepannya bakal tetep jadi temen, ya?"
-Rinai-

Arta menatap Rinai yang sedang memperhatikan keramaian kota malam yang begitu indah. Kepalanya dipenuhi oleh banyak pertanyaan. Dan sebagian besarnya adalah tentang Rinai. Perjalanan singkat nya bertemu dengan Rinai yang membawanya sampai hari ini, membuat nya menemukan kembali sesuatu yang tidak dia dapatkan selama ini. Kehangatan malam ini misalnya. Hati nya kembali menghangat setelah selama ini dengan sengaja dia bekukan. Arta yang sempat ingin membuka diri pada dunia, karena sebuah kejadian yang akhirnya membuat Arta memutuskan untuk kembali menutup dirinya rapat-rapat. Namun bersama Rinai, ingin sekali rasanya menjadi pribadi yang berbeda dari Arta yang biasanya. Melihat wajah indah Rinai, ingin sekali Arta bercerita tentang banyak hal yang selama ini dia rahasiakan dari dunia. Bersama Rinai, Arta merasa hari nya akan berjalan dengan baik. Meski dia sendiri belum bisa mengerti tentang hati dan perasaan nya untuk Rinai. Semua masih tampak abu-abu bagi Arta.

"Ta," panggil Rinai tiba-tiba memecah keheningan.

Arta yang sejak tadi menatap Rinai segera tersadar, "Iya, kenapa, Nai?"

Rinai pun perlahan menoleh kearah Arta dan menjadikan keduanya saling tatap, "Kalo misal ada kehidupan selanjutnya, kamu mau jadi apa, Ta?" tanya Rinai.

"Nai mau jadi apa emang di kehidupan selanjutnya?" tanya Arta balik.

"Gak seru kamu, malah nanya balik," ucap Rinai dengan nada sedikit kesal.

Lantas Arta terkekeh pelan. "Hm, di kehidupan selanjutnya gue mau jadi apa ya kira-kira?"

Rinai menatap Arta yang kini memasang wajah sedang berpikir keras, "Di kehidupan selanjutnya gue tetep mau jadi Arta, Nai." Lanjutnya.

"Kenapa?" tanya Rinai.

"Kalo gue milih jadi orang lain, gak bakal ketemu lo dong?" tanya Arta balik.

Rinai sedikit terkejut dengan jawaban Arta. Dan akhirnya memilih diam karena jantung nya mendadak berdegup kencang serta pipi nya yang berubah menjadi sedikit merona. Arta meyadari hal tersebut dan sedikit menarik ujung bibirnya, yang menghasilkan sebuah senyuman yang manis.

Seketika dia melupakan beberapa kenyataan yang terjadi selama ini dihidupnya. Pernyataan tentang Rinai adik dari Regan. Serta beberapa pernyataan lainnya yang membuat Arta memilih untuk melupakan nya setidaknya hanya untuk malam inis.

"Nai," panggil Arta pelan.

Rinai menoleh kearah Arta dan menarik sebelah alisnya keatas, memasang wajah bertanya.

"Tetep kaya gini, ya," ucap Arta.

Rinai memandang Arta heran, "Kaya gini maksud kamu?" tanya nya.

"Ya, tetep jadi temen gue buat kedepannya" jawab Arta.

Rinai terdiam. Kembali menatap jalanan yang semakin malam semakin ramai.

Jadi kedepannya bakal tetep jadi temen, ya? Tanya nya dalam hati.

Entah kenapa hatinya merasa kecewa dengan permintaan Arta barusan. Perasaan nya sudah terlanjur jauh. Selama ini dia terlalu sibuk dengan perasaan nya sendiri bahkan tanpa sadar sudah membangun harapan-harapan didalam kepalanya. Harapan yang semula kecil, kini berubah menjadi besar. Sampai akhirnya malam ini dia sadar, bahwa objek dari hati yang selama ini dia inginkan, hanya menginginkan nya menjadi teman baik. Tidak lebih.

Hai, hai....gimana sama episode kali ini??
Semoga bisa menghibur kalian semua, yaa?
Jangan lupa kasih vote dan komen yaaaaa.....

RUMIT (ARTANAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang