14. Pilih Kertas

560 11 0
                                    

Nora terus saja menghela napas kasar karena di tinggal Sandy mandi. Mana tempat di sekitarnya nggak rapi. Heran deh, kok bisa Sandy betah di tempat berantarakan.

"Lama banget sih lo mandinya kek cewek! Gue aja yang cewek nggak sampe lima menit," kesal Nora memasang wajah cemberut.

"Lo mandi bebek kalau di samain mandi gaya keraton gue ya salah! Lagian salah siapa nggak bawa hp sama nggak mau gue pinjemim hp. Giliran gabut malah nyalahin," omel Sandy duduk di samping Nora dengan membelakangi.

"Keringin rambut gue," titah Sandy.

"Ogah!" tolak matang-matang Nora dan memalingkan wajahnya.

"Kalau gue masuk angin dan sakit. Lo emang mau ngerawat gue?" tanya Sandy sedikit menyerongkan tubuhnya. "Tambah ogah! Lagian lo punya orang tua, kalau sakit ya pulang ke mereka,"

"Orang tua gue sibuk. Nggak bakal mau kalau cuma ngerawat gue sebentar," ucapnya sedikit sewot. "Lo bukan anak broken home kan?"

"Bukanlah. Cuma ya gitu, gue dari kecil sampai sekarang jarang banget dapat kasih sayang mereka. Selain gue, mereka juga punya kakak-kakak gue. Jadi kasih sayangnya terbats, apalagi bapak gue nih orang super sibuk," jelas Sandy tanpa memandang dan hanya menunduk memainkan handuknya.

Nora mengambilnya pelan lalu mulai menggosok rambut Sandy dengan lembut. Jarang kan Sandy bercerita tentang keluarga. "Mak lo?"

"Mak gue sebelum jadi istri Bapak gue. Seorang sekretarisnya, trus terjalin cinta kek flim-flim roman gituloh. Posisinya Bapak gue paling demen sama mak gue, jadi bapak nggak ngasih ijin buat mak gue berhenti kerja," jelasnya lagi.

"Pasti mak lo tertekan karena sifat posesif bapak lo," imbuh Nora menggunakan sudut pandangnya. "Enggak. Mereka saling cinta jadi enjoy aja, selagi nggak ada masalah."

"Kalau keluarga lo?" tanya Sandy.

"Sama kek keluarga lo, cuma bedanya mereka tetap ngasih waktu buat anak-anak. Gue juga punya kakak yang beberapa hari ini deket sama Lusi, dari lo. Setiap gue ngeliatin dia, gue selalu ngerasa kalau lo ada di samping gue. Setiap saat," balasnya dengan hati senang.

"Makasih ya,"

"Untuk?"

"Semuanya. Lo walaupun kadang nyebelin tapi lo selalu ada untuk gue. Lo selalu berusaha buat gue seneng dengan cara lo sendiri. Itu yang bikin gue seneng dari lo. Makasih buat semuanya," ungkap Nora memeluk Sandy dari belakang.

"Gue seneng lo seneng. Btw gue punya sesuatu buat lo dan lo bakal seneng banget sampe teriak-teriak ngak jelas," ucap Sandy berdiri saat Nora melepaskan pelukannya.

"Apa?" tanya penasaran Nora. Wajahnya sampai berseri-seri mendengarnya.

Sandy menyodorkan dua kertas yang berisi dua pilihan dan Nora harus memilih salah satu. Kertas atas berisi bersih-bersih bersama sedangkan kertas ke dua bersih-bersih sendiri.

"Pilih salah satu, saran gue lo pilih yang atas sih," titah Sandy sedikit membantunya. "Kalau lo pilih atas bearti gue pilih bawah," Nora menarik cepat kertas pilihan bawah.

"Yah! Apa-apaan nih? Masa gue harus bersih-bersih kandang lo ini!?" teriak Nora tak terima. "Kan gue dah bilang, pilih atas aja lo malah nggak mau. Yaudah lo bersihin sampah yang berserakan itu, gue mau masuk dulu," jelas Sandy pergi meninggalkan Nora.

"Semangat masih ada beberapa kertas pilihan lagi buat lo!" teriak Sandy di dalam kamar.

"Sial, gue ditipu! Argh, males banget harus bersihin nih ruang. Mana gede banget lagi. Lama-lama gue bisa encok sama dia." gerutunya sambil memungut sampah.

30 menit kemudian.

Nora sudah selesai dan Sandy kembali datang dengan dua pilihan kertas lagi. "Ayo pilih, ini nggak seberat tadi,"

Kertas atas berisi menyiram bersama dan bawah nyiram sendiri. Nora kembali memilih kertas bawah dan wajahnya langsung berubah lesuh. "Sandy, gue capek," rengeknya dengan menghentakkan kedua kakinya.

"Belum juga jadi ibu rumah tangga udah capek duluan," Nora memalingkan wajahnya. Antara kesal dan salting menjadi satu.

"Sudah sana, kerjain. Kasian kembang-kembang gue belum di siram," titah Sandy meninggalkan Nora yang mendengus kesal. Walau begitu, Nora tetap melakakukannya.

"Tanaman di sini lumayan banyak tapi kecil-kecil. Tapi kaktus ini paling gemes. Mau tak bawa pulang tapi nanti bahaya nggak ya sama Lusi. Diakan suka banget makann yang menurutnya unik?" monolognya sambil menurunkan gayung love warna pink ke kedalam bak merah.

"Udah selesai?" tanya Sandy datang. Lagi-lagi membawa kertas yang sama.

Isi kertas atas rebahan bersama dan isi kertas bawah juga sama. "Pilih yang mana?"

"Nggak mau, gue capek lo perintahin ini itu," tolak Nora. "Ini tinggal yang enak-enak aja, ayo cepet pilih,"

"Ambigu lo enak-enak!" Nora menarik kasar kertas atas. Dan senyumnya muncul. "Akhirnya. Gue bisa rebahan!" teriak Nora langsung pergi ke kamar Sandy untuk merebahkan dirinya.

"Satu kali lagi. Lo pilih yang mana," ucap Sandy datang membawa kertas pilihan yang menurut Nora menyebalkan. Tapi tetap dilakukan dengan memilih kertas atas.

"Baru juga seneng udah dibikin sengsara lagi," keluhnya membuat Sandy tertawa.

Sandy memposisikan tubuhnya lalu menepuk punggungnya. "Gue injek aja ya?"

"Terserah tapi pelan pelan, badan lo kecil tapi berat," Nora mengangguk penuh dendam. Nora mulai menaikan satu kakinya di lanjutkan yang satunya lagi.

"Rasain ini!" pekik Nora melompat tinggi tapi karena tekanannya cukup dalam membuat Sandy reflek berbalik ke kanan. Sedangkan Nora saat kakinya turun dengan gerakan salah membuat kakinya kesleo dan jatuh menimpa Sandy.

"Akh! Kaki gue!" pekik Nora tepat di wajah Sandy. "Jangan teriak, mulut lo bau durian!"

"Lo bau jengkol!"

Hah! Hah! Hah! Hah! Huek!

"Gila, baunya bikin gue pusing banget," ucap Nora merubah posisinya menjadi duduk lalu merebahkan diri dengan bantal di bawah kepalanya.

"Sama,"

Saking pusingnya membawa Nora pergi ke alam mimpi. Sedangkan Sandy pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi. Setidaknya rasanya lumayan hilang.

Setelahnya, Sandy merebahkan diri di samping Nora dengan batasan guling. Masih ingat saat Nora menginap dan Sandy tidur di bawah.

"Maaf udah bikin lo capek," ucap Sandy di balas racauan Nora lalu dibelakangi olehnya.

Next>

NO REVISI

I'NORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang