40.Kita Selesai

865 14 5
                                    

Semua orang terkejut mendengar seruhan tiba-tiba itu. Bahkan mereka tanpa sadar menepi saat Nora mendekat ke arah Marella dan Sandy.

"Lo masih pacar gue dan lo berani tunangan sama bajingan kecil ini!?" tanya Nora menunjukan kekecewaannya. Matanya memerah dengan deru napas yang tetap tidak beratur.

"Apa maksud kamu mengatakan putri saya bajingan!? Saya bisa menuntut kamu atas kasus ini!" Nora di dorong paksa oleh Viola. Sebagia seorang ibu, nama mungkin dia terima.

Nora tersenyum miring. "Saya juga bisa menuntut putri anda yang telah menyebabkan kerugian naik turun saham pengusaha orang lain dan pencemaran nama baik saya!"

"Malam ini saya ngak punya urusan sama anda. Saya ingin berbicara penting dengan pacar saya," tegasnya menatap semua keluarga Sandy.

"Atas dasar apa? Dia putra ku, dan aku tidak mengijinkan kau untuk berbicara. Tidak untuk satu kata pun," kata Noval menatap Nora dengan remeh dan tajam.

"Apapun keinginanku harus aku dapatkan. Sekalipun harus menyenggolmu tuan Noval yang terhormat," Nora menyungging senyum yang membuat Noval terkejut, meski begitu langsung kembali menetralkan ekpresinya.

Nora menarik tangan Sandy. "Gue mau bicara penting sama lo! Dan lo jangan ikut campur atau lo bakal tahu konsekuensinya." ancam Nora pada Marella.

Nora pergi menjauh dan Sandy hanya pasrah,wajahnya tidak menunjukkan apapun. Sedangkan Marella tengah ketar-ketir di pelukan Viola.

Sandy dibawa ke halaman rumah yang agak jauh dari tempat tunangan. Nora sampai tidak memikirkan Arumi, Zafran dan Bayu.

"Kenapa?"

"Ha? Kenapa? Lo tanya kenapa setelah lo tunangan sama bajingan itu!?" tubian tanya Nora lontarkan pada Sandy.

"Dia Marella bukan bajingan dan dia sekarang adalah tunangan gue." tegas Sandy enggan menatap Nora.

"Tapi lo pacar gue! Pacar gue! Harusnya kalau lo mau tunangan sama siapapun lepasin dulu gue!"

"Gue mau putus sama lo secara resmi. Hari ini malam ini, kita putus. Selesaikan?" Nora tertawa hambar setelah Sandy dengan gamblangnya mengatakan kata putus.

"Jangan kekanak-kanakan woi! Hanya karena gue ngak kasih waktu buat lo. Hanya karena gue suka marah-marah ngak jelas sama lo. Hanya karena gue sibuk sama kehidupan diri gue sendiiri. Hanya dan hanya itu lo mau putusin gue!?"

"Ini bukan tentang hanya, Nora."

"Gue tahu."

"Apa yang bikin lo mau tunangan sama dia dan putus dari gue?" lanjut Nora menatap dalam mata itu. Mata yang malam ini menyimpang rasa sakit namun tidak bisa mengungkapkannya.

"Setidaknya bareng dia, gue bisa di cintai. Masalah gue cinta atau enggak, itu bisa terjadi setelah berjalannya waktu. Gue tahu cara dia salah buat dapetin gue tapi dia juga ngak salah,"

"Karena bagi gue bentuk apapun perjuangan baik atau buruknya tetap benar karena dia memperjuangkan cintanya." kata Sandy begitu menyakitinya.

Seolah setiap kenangan kemarin bukanlah perjuangan. Kebersamaan yang mereka habiskan apakah itu hanya permainan di mata Sandy?

"Lalu bagaimana dengan rasa gue? Cinta gue ke lo gimana?" lirih Nora tak sanggup melihat mata Sandy.

"Maaf."

"Kita selesai, Ra."

"Tapi gue ngak mau, San."

"Kali ini lo harus ngalah. Sampai jumpa di waktu lain, Nora. Jaga diri lo baik-baik karena gue udah nggak ada di samping lo lagi. Sekali lagi maaf."

Setelah mengatakan kalimat itu, Sandy pergi meninggalkan Nora yang membeku di tempat. Air matanya tumpah bersamaan dengan tubuhnya yang hampir terjatuh jika tidak di tahan Zafran.

"Kita pulang." bisik Zafran.

"Kenapa harus selesai? Aku ngak mau kehilangan dia. Sandy milik aku, selamanya." racau Nora sebelum pingsan.

Malam ini bagaimana malam keramat bagi Nora. Setengah dunianya hancur untuk malam ini.

Kekasihnya pergi tanpa kejelasan yang penuh. Tapi Nora tidak bisa memaksa. Meskipum hatinya terus menyeru nama sang mantan itu.

Ini sulit tapi Tuhan nyakin Nora bisa.

Nora salah tapi Sandy juga salah.

Marella salah tapi tidak juga, dia hanya memperjuangakan cintanya.

Cara salah akan dianggap benar jika menyangkut cinta.

SELESAI!!!!

I'NORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang