Saat pagi menyapa mereka dengan sinar mentari yang begitu menghangatkan tubuh, mobil Lamborghini milik haruto berhenti di depan halaman sekolah membuat semua mata tertuju ke arah mobil yang di yakini milik haruto.
"Eh! Alika sebentar!." Desha menarik lengan gadis cantik itu saat hendak memasuki sekolah.
"Apa si, main tarik-tarik aja deh, sakit tau!." Sarkasnya.
"Iya maaf, tapi lihat dulu di sana, itu mobilnya haruto kan?." Tanya desha. Lantas alika dan yang lainnya menoleh kearah mobil haruto.
"Lho itu memang mobilnya haruto, tapi kenapa dia tidak keluar mobil?."
"Aneh si, tapi mau penasaran juga bingung." Ucap Grace yang mendapatkan jitakan kepala dari Freya.
"Apa-apaan kamu ini, ya." Ketus Grace.
"Kamu yang apa-apaan Grac, penasaran tapi bingung, dasar tidak jelas!." Seru Freya.
"Terserah kamu saja." Ucap grace malas.
Sedangkan di dalam mobil, haruto yang melepaskan sabuk pengamannya menatap sang adik yang masih terdiam.
"Yaa! Kenapa kamu masih diam? Ayo keluar."
"Bang, aku takut."
"Takut kenapa? Tidak akan ada yang menyakiti kamu."
"Tapi mereka semua ngumpul di sini bang, apalagi di sana ada kak Alika dan teman-temannya juga."
Haruto pun menoleh keluar kaca mobil dimana semua murid berkerumun di sana begitupun Alika cs.
Memang pagi ini kristal mau tidak mau harus bareng dengan haruto ke sekolah, karena yang pertama ia sudah sangat kesiangan dan dipastikan jika menunggu bus atau taksi akan memakan waktu lama belum lagi macetnya di jalan, dan yang kedua abang-abangnya yang lain juga sudah berangkat lebih pagi ke kantor dan untunglah ada haruto yang setia menunggunya.
"Tunggu sebentar ya." Haruto meraih ponsel miliknya lalu menelpon jeongwoo yang berada di kelas.
"Halo to"
"Dimana?"
"Di hati kamu"
"Najis!! Merinding woo sialan!"
"Bercanda ilah, hidup jangan di bawa serius ntar mati mendadak"
"Kampret!"
"Udah cepetan ada apaan?"
"Bisa keluar dulu, bantuin si adek masuk ke dalam di luar murid-murid lagi pada nunggu aku keluar soalnya"
"Aish, tuh mereka benar-benar dah, yaudah tungguin"
"Cepetan, ada Alika cs juga soalnya"
"Iyah, bentar aku telepon bang dobby dulu"
"Oke"
Kristal menatap penuh tanya ke arah abangnya yang memasuki ponsel mahalnya itu ke saku celananya.
"Abang mau ngapain nelepon bang uwo?."
"Kepo ya kamu."
"Ih bang ruto."
"Haha iya iya maaf, gemesin banget si adek Abang satu ini."
"Kalo gak gemesin bukan kristal namanya."
"Kepedean."
"Tuh kan nyebelin!."
"Haha bercanda cantik, iya adek Abang memang gemesin banget."
Kristal memutar bola matanya malas, "Udah udah, masuk ke obrolan sebelumnya, abang nelepon bang uwoo ngapain?."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfiction{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...