Hyunsuk duduk penuh gelisah, ia menguap wajahnya, bahkan, sedari tadi air matanya tak berhenti turun memikirkan junghwan.
Walaupun dia adik laki-laki terakhir tapi sifat junghwan sangat berbeda, dia yang manja bisa menjadi dewasa tiba-tiba, ia sangat tau kapan harus manja ke abang-abangnya dan mana tidak, terpikirkan oleh hyunsuk saat kristal lahir, ia takut jika adiknya itu merasa cemburu karena kasih sayang abang-abangnya akan terbagi dua dengan kristal.
Tapi kekhawatiran itu hilang saat mereka melihat sendiri bagaimana junghwan begitu menyayangi kristal saat baru lahir.
"Bang hyunsuk, ngapain ke kamar wawan?"
"Memangnya tidak boleh ya?"
"Bukan tidak boleh, tapi tumben aja, biasanya juga mampir ke kamar si adek terus"
"Kamu cemburu wan?"
"Aish, tidak bang, kalian tuh ya mikirnya, aku sama sekali tidak cemburu sama adek, aku percaya kok kalian tidak akan membeda-bedakan dalam memberikan kasih sayang dan perhatian kalian ke kami"
"Junghwan-ah, adik kecil Abang udah dewasa ternyata"
Hyunsuk menghapus air matanya mengingat bagaimana senyum manis junghwan, ia mengusap wajahnya.
"Kamu harus bertahan wan, jangan tinggalin abang sama saudara kamu yang lain." Batin hyunsuk.
"Junghwan, Abang mohon tetaplah bertahan bersama kami." Batin doyoung mendongakkan kepalanya ke atas guna menahan air matanya.
•••••••
Di dimensi lain, junghwan memakai baju serba putih ia berada di suatu tempat dimana semuanya berwarna putih.
"Junghwan."
"Mama? Itu suara mama kan? Mama dimana ma? Mama ini aku junghwan anak mama?."
"Junghwan sayang."
"Mama! Ini benar-benar suara mama kan? Iyah ma aku junghwan, aku di sini ma, mama dimana? Junghwan mau meluk mama, aku kangen sama mama."
"Kembali lah sayang, mereka masih membutuhkan kamu, kembalilah junghwan."
"Apa? Mama."
Sebuah bayangan wanita berpakaian putih berdiri di bawah pohon yang hijau dan sejuk, ia tersenyum melambaikan tangannya ke arah junghwan.
"Mama!!."
"Kembalilah junghwan, tetaplah hidup bersama saudara-saudara kamu yang lain, mama sayang kalian.. kembalilah junghwan.."
Semakin menjauh bayangan mama nya semakin gelap yang dilihat..
"Ma!! Mama!!"
"Mama dimana?! Mama jangan pergi ma!! Mama Junghwan mau ikut sama mama!! MAMA!!"
"Kembalilah wan..."
Junghwan mendongak ke atas saat mendengar suara yang familiar di telinganya.
"Junghwan-ah, bertahanlah untuk kami di sini..."
"Bang hyunsuk! Bang doyoung!!"
"Junghwanie, kami sayang kamu, tolong tetap bertahan untuk kami.."
"Itu suara bang cio! Abang!! Bang junghwan di sini!! Abang!!"
"Tuhan... Tolong kembalikan abang untuk bersama kami, di sisi kami, bersama kami, kristal mohon..."
"Junghwan-ah, kembalilah dek... Adik kesayangan kami..."
Saat suara jaehyuk menghilang, sebuah cahaya putih yang terang muncul membuat junghwan menutup mata karena cahaya yang silau.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfiction{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...