34. Amarah

1.9K 137 0
                                    

19.00 AM.

Mereka berkumpul di ruang tamu dengan wajah penuh kekhawatiran, kristal belum juga kunjung pulang, mereka sudah bergantian menelepon ponselnya, namun, tidak kunjung di angkat, pesan-pesan yang di kirim pun belum juga di balas semakin membuat mereka uring-uringan.

Jihoon yang selesai meeting langsung di hubungi Yoshi untuk segera pulang pun merasakan firasat tidak enak.

"Gimana? Kristal sudah pulang?." Mereka menoleh kala jihoon masuk ke dalam rumah.

"Belum bang." Sahut haruto.

"Astaga, aku sudah meneleponnya berulang kali tapi tidak di angkat-angkat, apa kalian sudah mencoba mengirim pesan atau menelepon nomornya?." Tanya jihoon.

"Sudah bang, tapi sama sekali tidak ada jawaban" Ucap doyoung.

"Apa kalian punya nomor teman kristal di sekolah?." Tanya yoshi.

"Kristal di sekolah tidak punya teman bang, meskipun begitu dia justru lebih dekat sama jaemin sebelumnya." Ucap Jeongwoo.

Jihoon menjentikkan jarinya. "Benar, dimana pria itu? Kristal pasti bersamanya bukan?."

Jihoon menatap aneh wajah adik-adiknya yang justru diam lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Kristal tidak bersama dengannya, jaemin tidak mengantarkan dia pulang karena ada ekskul." Ucap Asahi.

Jihoon yang emosi pun mengusap wajahnya kasar lalu menyibakkan rambutnya ke belakang dengan tangan kiri di pinggang.

"Terus sekarang si adek kemana?! Kalo dia tidak bersama jaemin, lalu dimana dia sekarang hah!!." Pekik jihoon.

"Kami juga tidak tahu bang, maka dari itu kami sedang berpikir dimana tempat yang biasanya kristal datangin." Ucap yedam.

"Apa ini karena rencana itu ya bang? Masalahnya seharian ini kami berempat harus menuruti apapun gadis-gadis itu mau." Ucap haruto.

"Kami bahkan tidak bisa mengobrol sama kristal di sekolah karena rencana kita itu." Ucap junghwan.

"Rencana ini tidak benar, gimana kalo kita batalin aja bang? Kristal lebih penting sekarang." Tanya jeongwoo.

"Tidak bisa woo, kita harus tetap jalanin rencana ini." Ucap hyunsuk.

Jaehyuk berdiri dari duduknya ia berjalan berdiri di samping jihoon dengan satu tangan dimasukkan ke dalam saku celana.

"Masalahnya sekarang, dengan rencana itu membuat mereka tidak bisa mengawasi kristal, meskipun ada jaemin, dia orang baru bang, kita tidak bisa seratus persen memberikan kristal ke dia." Ucap jaehyuk.

"Aku setuju sama bang jae, dia orang baru dan kita sudah percaya sepenuhnya sama dia, dan kalian lihat sekarang? Kristal menghilang kayak gini." Ucap yedam.

"Bagaimanapun dia anak dari keluarga mafia." Ucap Asahi menoleh menatap yedam yang membuang muka.

"Kami tau, dia anak mafia tapi permasalahanya sekarang, mereka berempat harus berpura-pura menerima gadis itu dan harus mengorbankan kristal, bang ayolah si adek lebih penting bang." Ucap yedam.

"Yedam, kalo tidak seperti ini kita tidak akan bisa membalas perbuatan mereka ke kristal." Ucap junkyu.

"Aku sudah bilang, kita tinggal culik mereka lalu bunuh saja, itu hal yang mudah untuk dilakukan." Ucap yedam.

"Tidak semudah itu yedam, semuanya punya strategi yang harus di pikirkan matang-matang." Ucap mashiho.

"Benar, sekali saja kamu mengambil tindakan yang gegabah, resikonya akan fatal." Ucap Yoshi.

My Brothers Are Mafia || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang