24 November 2010.
Dalam sebuah bisnis pasti ada yang namanya jatuh bangun, kemenangan kekalahan dan juga untung rugi, begitulah yang sedang terjadi di dalam perusahaan bernama PT. Aksara company.
Pria berusia sekitar 32 tahun itu berdiri memasang wajah frustasi dengan keadaan kacau.
"Bagaimana bisa ini terjadi kepada perusahaanku?! Kenapa ini bisa terjadi!! Aaargh!!!."
Emosi yang tidak stabil membuat ia melempar semua barang yang ada di hadapannya itu dengan penuh emosi, wajahnya memerah dengan sorot mata tajam.
"Tuan david." Seorang pria berstatus sebagai sekertaris pribadinya itu melangkah masuk membawa berkas di tangannya. Zack Ryder.
"Apa yang kamu dapatkan Zack?."
"Maafkan saya tuan, perusahaan keluarga zibrano tetap tidak ingin mengubah keputusan mereka, tuan bram sudah tau mengenai kabar terburuk dari perusahaan kita, namun, ia benar-benar tidak bisa membantu."
"Kau sudah memohon padanya? Katakan padanya kalo dia mau membantu perusahaan ini aku akan memberikan imbalan yang pantas untuknya."
"Maaf tuan, saya sudah berusaha keras untuk melakukan hal tersebut, tapi tuan bram tetap pada keputusan awalnya, yaitu tidak membantu perusahaan kita."
"Aargh!! Sial!!." David berteriak frustasi. Ia membanting tubuhnya ke kursi lalu memijat keningnya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, sahabatku sendiri juga tidak bisa membantuku." Gumamnya.
"Zack, anaknya bram, hyunsuk juga memiliki perusahaan bukan? Kenapa kita tidak meminta tolong padanya saja?."
Zack menunduk untuk kesekian kalinya. "Tuan muda hyunsuk, beliau juga mengatakan kalo rumor mengenai perusahaan kita ini akan berdampak buruk untuk perusahaan yang membantunya, jadi beliau juga tidak bisa membantu kita tuan."
"Astaga." David mengusap wajahnya kasar, ia menggeleng tak percaya dengan apa yang terjadi kepada perusahaan miliknya.
Ada rumor mengatakan jika perusahaan miliknya ini adalah ilegal dan beberapa berita terkait investasi saham yang tidak benar yang menjatuhkan nama baik perusahaan miliknya juga berdampak buruk bagi kelangsungan masa depan perusahaan.
Tokk... Tokk.. Tokk...
"Masuk." David menoleh kala seorang karyawan wanita memasuki ruangannya.
"Ada apa Naya?."
"Maaf tuan, tapi semua karyawan sedang melancarkan aksi demo di depan gedung, meminta uang gaji mereka yang belum di bayar selama lima bulan." Naya menunduk.
"Ada berapa banyak sisa uang perusahaan kita, Zack?."
"Sekitar dua puluh juta tuan, karena semuanya sudah habis untuk menutup kerugian perusahaan dan hutang perusahaan." Lagi-lagi david menghela nafas.
"Dua puluh juta cukup untuk membayar uang gaji karyawan, tapi tidak bisa membuat perusahaan ini kembali berdiri." David mengusap wajah lelah.
"Tuan, apakah kita harus menemui sahabat anda? Maaf, tapi mungkin saja jika anda yang menemuinya secara langsung dia bisa membantu kita." Ucap naya.
"Apa yang dikatakan naya benar tuan, kenapa tidak mencobanya langsung."
"Baiklah, kita akan menemuinya tapi sebelum itu aku harus menyelesaikan masalah gaji karyawan dulu." Naya dan zack mengangguk.
Di luar kantor semua karyawan berkumpul menyuarakan suara mereka untuk meminta hak mereka sebagai karyawan di perusahaan tersebut.
"Pak david harus bayar gaji kami!!."
![](https://img.wattpad.com/cover/323367978-288-k111191.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfic{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...