Pagi harinya kristal sudah rapih dengan seragam sekolah miliknya, rambutnya di kuncir membuat leher putih nya terpampang jelas, gadis itu menuruni tangga bersiap untuk sarapan.
Di dapur juga sudah ada hyunsuk, mashiho dan juga junkyu yang sedang menyiapkan sarapan untuk yang lain.
"Pagi Abang." Kristal mencium pipi mereka satu persatu.
"Pagi cantik." Ucap mereka kompak.
"Yang lain belum bangun bang?."
"Masih di kamarnya, mungkin lagi siap-siap." Sahut mashiho, kristal menganggukkan kepalanya.
"Minum dulu susunya dek." Hyunsuk membuatkan segelas susu putih untuk kristal.
"Wah, makasih bang hyunsuk."
Hyunsuk mengelus rambut kristal sambil tersenyum lebar. "Sama-sama baby."
"Lho, Al kamu kemarin belanja apa? Kok kayaknya ini pesanan kita semua deh?." Tanya junkyu.
"Aku beli coklat tapi aku kasih ke anak kecil semalam." Ucap kristal.
"Anak kecil?." Tanya mashiho.
"Iyah bang, jadi tuh semalam saat aku di kasir, ada anak kecil kayaknya umur lima tahun gitu deh, dia nangis mau beli cokelat sedangkan cokelat yang dia mau itu habis, dan Abang harus tau kenapa aku kasih cokelat itu ke dia."
"Memangnya kenapa?." Tanya hyunsuk.
"Dia lagi ulangtahun kemarin, bundanya bilang si biasanya ayahnya yang selalu membelikan dia cokelat, tapi semenjak kepergian ayahnya gadis itu sudah tidak pernah di belikan cokelat lagi."
"Kepergian? Maksudnya meninggal dunia?." Tanya junkyu. Kristal pun mengangguk.
"Astaga, kasihan sekali gadis kecil itu, pasti sangat menyakitkan." Ucap mashiho.
"Makanya itu aku kasih cokelat ke dia, aku tau gimana rasanya kehilangan orang yang di sayang dalam hidup kita, huft... Aku jadi ingat mama."
Junkyu, hyunsuk dan mashiho terdiam sejenak mendengar ucapan kristal, bahkan, raut wajah kristal mendadak sendu dengan tatapan kosong. Menjadi Abang tertua tentu hyunsuk harus menjadi prioritas pertama untuk adik-adiknya, seperti saat ini ia duduk di samping kristal lalu menarik kepala adiknya itu untuk bersandar di dada bidangnya.
"Adik abang keren banget si, udah cantik hatinya baik lagi, Abang bangga sama kamu al." Ucap hyunsuk.
"Makasih bang hyunsuk." Kristal tersenyum.
"Bukan hanya bang hyunsuk yang bangga sama kamu, tapi Abang, mashiho, dan yang lainnya juga bangga sama kamu al, benarkan Shiho?." Tanya junkyu.
Mashiho mengangguk. "Benar, kamu keren banget pokoknya."
"Hehe makasih abang."
"Oke, karena kamu kayaknya lagi kangen mama, gimana nanti kita ke makam mama saja? Kamu mau kan?."
Kristal yang mendengar itupun langsung mengubah duduknya menatap serius wajah hyunsuk dengan senyum mengembang.
"Beneran? Ke makam mama? Aku mau bang, kapan kita akan ke makam mama?."
"Tunggu papa pulang ya sayang, kalo papa pulang dan urusan kita selesai, kita akan pergi ke Jepang dan menjenguk mama, kamu mau kan nunggu sebentar lagi." Tanya hyunsuk.
"Benar apa kata bang hyunsuk, apalagi dua minggu lagi doyoung lulus SMA, kamu tidak mau memberikan surprise dulu untuk Abang kamu itu?." Tanya mashiho.
"Benar juga, aku lupa kalo sebentar lagi bang doyoung akan lulus, baiklah, aku akan menunggunya tapi abang harus janji, kita akan pergi ke Jepang dan bertemu mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfiction{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...