Tidak ada yang bisa membantah perintah Alika saat ini, mereka sudah menyiapkan gumpalan kertas bahkan kerikil-kerikil kecil yang mereka ambil dari taman kecil di sana.
Kejadian dimana ada salah satu murid wanita yang tidak mau menjalankan perintah alika untuk membully murid cupu di sekolah berakhir dengan kelumpuhan kaki sang wanita karena ulah licik Alika dan teman-temannya, mereka juga tidak ada yang berani mengadukannya kepada guru karena ancaman dari alika.
Kristal hanya bisa diam menunduk menahan rasa sakit ketika tubuhnya di lempari berbagai benda kearahnya. Ia ingin sekali mengadukan hal ini kepada abangnya tapi kristal tau, siapapun yang berani menyakitinya maka akan berakhir kematian. Dan ia sama sekali tidak ingin hal itu terjadi.
Di balik sisi, pria berhoodie itu keluar dari dalam perpustakaan dan langsung di kejutkan dengan kejadian dimana semua murid melempari kristal dengan sampah dan kerikil kecil.
"Kristal!." Pria itu berlari ke arah kristal yang hendak di lempari tempat sampah kecil yang di pegang oleh desha.
Byurrr!!
"Wow!!."
Semua mata tertuju ke arah mereka berdua dimana posisi pria itu berjongkok memeluk kristal guna melindungi tubuh gadis itu agar tidak tersiram air busuk yang berada di dalam tempat sampah.
"Sshh..." Ringisnya saat sesuatu menyentuh belakang tubuhnya.
Kristal yang menunduk langsung Mendongak perlahan menatap wajah pria di depannya, jarak wajah mereka begitu dekat bahkan nafas mint itupun menyapu wajah kristal. Bisa di lihat mata kristal yang memerah dan berair.
"Apa yang kamu lakukan?." Ucap kristal pelan dengan nada bergetar.
"Jangan nangis." Hal pertama yang kristal dengar adalah Nada khawatir dari pria di depannya.
Pria itu beranjak berdiri membuat kristal kembali menundukkan kepalanya, pria berhoodie berdiri menghadap ke arah Alika cs dengan penuh tatapan kematian.
"Minta maaf dengan nya."
"Apa kau bilang? minta maaf? ck. lucu sekali, tidak akan!."
"Aku bilang minta maaf atau kau yang akan tau akibatnya!!."
"Yaa! Kau ini siapanya huh? kamu pikir kami takut denganmu, begitu?." Sarkas desha.
"Seharusnya kamu ngaca dulu sebelum membelanya, kamu itu hanya pria aneh yang tidak memiliki teman!!." Pekik Grace keras.
"Aku sangat kasihan padamu, kau.." freya berhenti berucap dengan menatap dari atas sampai bawah dengan tatapan remeh. "Sangat tidak menarik untuk di lihat."
"Aku tidak perduli, sebaiknya cepat minta maaf kepadanya."
"Sudah aku bilang, kalo aku tidak mau bodoh!!."
"Ck, haruskah aku beberkan sesuatu di sini?."
Alika mengangkat satu alisnya ke atas. "Mwo (apa)?."
"Kau.... Anak dari seorang bandar narkoba, dan ibumu adalah wanita kupu-kupu malam di salah satu klub terlarang, benarkan nona?." Pria itu tersenyum miring berbeda dengan alika yang terkejut setengah mati.
Semua murid yang hanya mengetahui latar belakang Alika yang lahir dari keluarga kaya raya dengan fasilitas yang mewah terkejut mengetahui fakta bahwa gadis itu memiliki ayah seorang bandar narkoba dan ibunya yang berkerja di salah satu klub terlarang.
"Tidak!! Itu tidak benar!! Jangan percaya dengan ucapannya!! Itu bohong!!."
"Bohong? Kau yakin?."
"Hentikan!! Jangan karena aku membully gadis itu kamu jadi memfitnahku yang tidak-tidak!!."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfic{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...