Keesokan paginya setelah kepulangan kristal dari rumah sakit gadis itu sudah rapih memakai seragam sekolahnya dan berjalan menuruni tangga.
Walaupun abang-abang nya sudah melarangnya untuk masuk sekolah, tapi kristal tetap keras kepala untuk masuk dan itu tidak bisa di ganggu gugat lagi.
"Selamat pag-- Lho jaemin." Kristal mengerutkan keningnya saat melihat tamu pagi-pagi buta sudah duduk manis di kursi.
"Oh, pagi adek Abang yang cantik selalu." Ucap hyunsuk tersenyum.
"Duduk dek, kenapa si kayak orang kaget gitu?." Tanya jaehyuk yang sedang mengoles selai cokelat ke rotinya.
"Bang, kok ada dia si?." Tanya kristal menunjuk ke arah jaemin.
"Memangnya kenapa? Dia kan ke sini mau jemput kamu." Ucap junkyu.
"Apa? Jemput aku? Dia?." Mereka mengangguk kompak.
Jaemin hanya diam dengan menatap wajah kaget kristal.
"Udah deh, duduk dan sarapan sebelum berangkat." Yoshi menarik kursi untuk kristal duduk berhadapan dengan jaemin.
Dengan canggungnya kristal mencuri pandang ke jaemin sebentar lalu membuang muka kembali.
Haruto yang duduk di samping kristal hanya tersenyum jahil, pria yang memiliki mata besar, hidung mancung itu mendekati kristal dan membisikkan sesuatu ke telinga kristal.
"Jaemin ganteng ya dek."
Byurr!!
"Uhukk.. uhukk..." Kristal tersedak ketika sedang meneguk segelas susu hangat.
"Astaga, dek kamu tidak apa-apa? Minumnya pelan-pelan makanya, jadi keselek kan." Ucap mashiho.
"Bang Ruto tuh uhukk.. tissue dong bang maaf."
"Nih." Seketika waktu seolah berhenti.
Kedua belas abangnya hanya menampilkan senyum mereka ketika melihat bagaimana kristal dan jaemin saling diam kala jari tangan mereka bersentuhan, jaemin yang hendak memberikan tissue ke kristal mendadak dibuat diam kala mata indah itu beradu pandang dengannya.
Jihoon yang berdiri di samping hyunsuk sambil melipat kedua tangannya di depan dada hanya tersenyum sambil menyenggol lengan hyunsuk yang sudah ingin tertawa melihatnya.
"Ekhem.. panas ya di sini." Ledek yedam berdehem.
Lantas mereka pun langsung membuang muka dengan perasaan panas.
"Ma-makasih." Jaemin mengangguk.
"Romantis banget ya, berasa setan kami di sini." Ledek jeongwoo.
"Apaan si, tidak jelas." Ketus kristal.
"Haha udah woo jangan di ledekin, kasihan tuh lihat pipinya jadi merah begitu." Ucap Jihoon.
"Lho iya dong bener, pipi kamu merah dek haha." Ledek junkyu.
"Ih abang stop!! Ledekin aku terus nanti aku aduin ke papa ya!!."
"Beraninya ngancam kamu mah dek, tidak asik lah!." Ucap Junghwan
"Bodoamat!."
"Udah berhenti, kalo kalian terus ngeledek si adek kapan kita selesai sarapannya? Kalian kan harus berangkat ke sekolah." Ucap asahi.
"Benar tuh, udah buru makan." Ucap doyoung.
"Ah emang bang sahi dan bang dobby doang deh yang the best." Puji kristal lalu menjulurkan lidahnya ke arah trio maknae yang menatapnya sebal.
"Sudah, ayo makan." Ucap hyunsuk melerai.
Lima belas menit kemudian setelah selesai sarapan bersama, jeongwoo, Junghwan, haruto, doyoung, jaemin dan kristal bergegas berangkat menuju sekolah mereka kali ini menggunakan motor sport sedangkan doyoung tetap membawa mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfiction{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...