"Cukup jihoon, dia sudah mati." Ucap junkyu.
Jihoon yang sudah terkena bercak darah di kaos putihnya itupun melangkah mundur kala pria dari bos anak buah mereka kini telah mati mengenaskan dengan kepala buntung.
Saudaranya sendiri bahkan enggan membantu jihoon jika dirinya sudah memiliki jiwa iblis, bagi mereka jihoon bisa mengurusnya sendiri dengan cara itu pula emosinya terbalaskan.
"Aku sangat membenci siapapun yang melukai adikku." Gumamnya.
"Lalu mereka semua mau diapain bang?." Tanya jeongwoo.
"Bakar saja mereka, mengubur jasadnya juga percuma, tidak ada gunanya." Ucap hyunsuk.
"Baiklah, bang jihoon, bang hyunsuk, bang Yoshi dan bang junkyu pulang saja duluan bawa kristal, biar mereka kami yang ngurus." Ucap yedam.
Jihoon mengangguk pelan lalu tatapannya beralih ke Yoshi yang masih memeluk tubuh kristal, jihoon pun mendekati adiknya.
"Dek. Hei, ada bang hoonie nih." Ucap yoshi lembut.
Kristal diam. Mereka saling melirik dengan wajah bingung.
"Kristal, dek." Panggil Yoshi sekali lagi.
Jihoon yang merasa aneh dengan adiknya yang tidak bergerak sama sekali pun menatap yoshi.
"Coba lepasin tubuhnya yos." Yoshi mengangguk.
"Eh! Kristal!!." Pekik mereka kaget, ketika yoshi melepaskan pelukannya tubuh kristal terjatuh dan langsung di tangkap oleh jihoon.
"Dek, hei bangun, kristal dengar abang kan? Al bangun." Ucap jihoon menepuk-nepuk pipi kristal.
"Bang, bawa aja si adek ke rumah sakit." Ucap doyoung.
"Jangan, kalo bawa ke rumah sakit nanti orang-orang curiga ke kita, lihat pakaian kalian? Kena bercak darah semua apalagi bang jihoon." Ucap jaemin.
"Benar kata jaemin, mending bawa pulang saja, nanti aku telepon dokter pribadi untuk memeriksa kondisi kristal." Ucap Asahi. Mereka mengangguk.
"Ji, bawa ke mobil Abang, yoshi dan junkyu ayo kita pulang." Ucap hyunsuk.
"Kalian hati-hati, dan cepat kembali ke rumah." Ucap junkyu.
"Iyah bang."
••••••
Satu jam kemudian, mobil mereka sudah sampai halaman depan rumah, hyunsuk segera melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil, ia bergegas membuka pintu sebelah lalu menggendong tubuh kristal.
"Bang, ini mobil siapa?." Tanya yoshi.
"Lho, Iya ya, aku baru sadar kalo ada mobil terparkir di sini." Ucap junkyu.
Sebuah mobil Toyota Alphard putih terparkir di depan, tidak lama kemudian seorang pria keluar dari dalam rumah mereka.
"Selamat malam tuan."
"Malam." Sahut mereka menatap bingung.
"Maaf, bapak siapa ya? Dan kenapa ada di rumah kami?." Tanya jihoon.
"Saya andrian Patterson, orang kepercayaan tuan bram." Ucapnya.
"Ah aku ingat, paman yang pernah datang ke kantorku bukan?." Tanya hyunsuk.
Pria itu mengangguk. "Benar tuan."
"Jihoon, junkyu, yoshi, kenalin dia paman patter, orang kepercayaan papa yang pernah aku ceritakan ke kalian semua." Mereka mengangguk sambil tersenyum.
"Halo paman." Sapa mereka bertiga.
"Paman sedang apa di rumah kami? Dan darimana paman tau alamat rumah kami?." Tanya junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfiction{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...