39. Pembalasan

1.5K 131 0
                                    

Sesampainya mereka di rumah, hyunsuk menggandeng tangan kristal masuk ke dalam, bisa dipastikan perlakuan hyunsuk memberikan arti bahwa ia tidak akan melepaskan genggaman tangannya sekalipun mereka dalam situasi berbahaya.

"Papa." Kristal berhamburan ke pelukan Bram yang menyambutnya hangat.

"Kamu sudah pulang? katanya jam sembilan, tapi ini baru setengah sembilan lho sayang."

Gadis itu menggeleng lalu mendongak menatap wajah sang papa.

"Maafin kristal pa, harusnya kristal dengerin kata abang buat tidak pergi, maafin kristal."

"Tidak apa-apa sayang, setidaknya hal seperti ini bisa kamu jadikan pelajaran untuk kedepannya, Abang melarang bukan berarti mereka tidak percaya sama kamu, tapi mereka tau mana hal yang harus di perbolehkan dan mana yang tidak, faham sayang."

"Faham pa, aku janji akan lebih mendengarkan ucapan Abang."

Kedua belas abangnya hanya tersenyum tulus mendengar ucapan kristal.

"Sini dek duduk dulu." Ucap yoshi menepuk sofa kosong di sebelahnya.

"Kamu mau tau kan? Kenapa Abang bisa ngasih izin kamu dan kenapa tiba-tiba kami juga ada di sana."

Kristal mengangguk ribut. "Iyah, aku masih tidak mengerti, sebenarnya rencana apa yang abang buat?."

Flashback On.

Setelah kristal benar-benar pergi dari rumah, jihoon mendekati yoshi.

"Yos, yang benar aja dong, masa tiba-tiba ngasih izin begitu?." Tanya jihoon.

"Tenang dulu ji, aku sengaja ngelakuin itu." Ujarnya.

"Sengaja gimana bang maksudnya? Ruto tidak faham."

"Dengarkan aku baik-baik, aku izinin kristal pergi agar kita diam-diam mengikutinya dari belakang, kalian semua tau kan? Gadis-gadis itu tidak menyukai kristal, pikir saja, sudah berapa banyak hal yang mereka lakukan untuk melukai kristal."

"Tunggu, maksudmu bisa jadi sekarang ini merupakan rencana mereka juga, begitu?." Tanya junkyu.

"Ya. Itu benar, junghwan pernah bilang kalo kristal tidak memiliki teman di sekolahnya, tapi tiba-tiba saja ada seseorang muncul alih-alih ingin minta bantuan dari kristal, dan anehnya lagi dia ingin mengerjakannya di luar di tempat sepi seperti itu."

"Wah, yoshi-ya, ternyata diam-diam kamu memiliki ide bagus juga." Ucap jihoon.

"Jelas, aku lebih pintar daripada kamu." Sontak jihoon melepaskan rangkulannya dengan tatapan tajam.

"Sudah, lebih baik sekarang kita ikuti kristal, sebelum terjadi sesuatu sama dia." Ucap Asahi.

"Benar, tapi sebelum itu telepon jaemin, minta dia untuk lebih dulu mengikuti kristal, kalo terjadi apa-apa sama si adek, sudah ada jaemin di sana." Ucap hyunsuk.

"Aku akan menghubunginya di jalan, yasudah ayo berangkat." Ucap jaehyuk, mereka mengangguk kompak.

Flashback Off.

Kristal mengangguk-angguk mengerti dengan apa yang di ceritakan oleh Abang nya, kini ia tau seberapa besar rasa khawatir mereka terhadap dirinya dan tidak ingin sesuatu terjadi pada dirinya.

"Maaf ya bang, kristal bikin kalian repot terus." Ucapnya menunduk.

"Ngomong apa si al, tidak ya, sama sekali tidak merepotkan." Tegas jaehyuk.

My Brothers Are Mafia || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang