21. Pertemuan

1.5K 121 0
                                    

"Ih bang ruto!! Itu es cream kristal!!."

"Minta dikit dek."

"Abang mah kebiasaan deh, itu di bibir ada es cream."

"Huh? Mana?." Kristal menepuk tangan haruto lalu mengeluarkan sekotak tissue kecil dari dalam saku celananya.

"Bungkuk dikit bang."

Haruto menuruti perintah adiknya dengan membungkukkan tubuhnya sedikit memang karena tingginya haruto dan kristal sebatas lengan, tinggi haruto saja 183 cm sedangkan kristal 154 cm, bisa bayangkan gimana tingginya haruto bukan?.

Kristal membersihkan sudut bibir haruto yang masih ada sisa-sisa es cream coklat miliknya, sedangkan haruto begitu puas menatap manik mata kristal.

"Andai kamu bukan adik abang, mungkin udah abang pacarin."

"Kalo pun aku bukan adik abang, aku si ogah jadi pacar cowok buaya kayak bang Ruto."

"Kok kamu jahat si dek?."

"Biarin, abang nyebelin abisnya, udah nih, lain kali kalo makan es cream tuh jangan kayak anak kecil."

"Biarin aja."

"Kok biarin?."

"Kalo belepotan kan ada kamu yang bersihin, gampang kan."

"Ih bang ruto!!."

"Haha bercanda cantik, terimakasih."

Kristal mengangguk. "Sama-sama."

"Dek, kamu duluan aja ke yang lain, abang mau ke toilet dulu."

"Jangan lama-lama bang, nanti di tinggal pulang."

"Iyah, sepuluh menit kok, udah sana duluan ke yang lain."

"Oke."

Kristal melenggang pergi begitupun haruto, saat gadis itu hendak menghampiri abangnya yang lain kristal yang menikmati jalan-jalannya sendiri sambil menatap penjual makanan di pinggir taman tidak pernah memudarkan senyumannya.

Brukk!!

"Aduh." Ringis seorang gadis berambut pendek sebahu berwarna hitam yang terjatuh di rumput.

"Eh... Ma-maaf kak, aku tidak sengaja, kakak tidak apa-apa." Tanya kristal.

Gadis itu menggeleng sambil sibuk menunduk membersihkan kedua telapak tangannya.

"Tidak apa-apa, maaf saya juga tidak sengaja nabrak kamu."

"Kak Jihan." Mengenali suara yang familiar gadis itu mendongak menatap wajah kristal dengan ekspresi terkejut.

"Kri-kristal."

"Astaga, ini beneran kak Jihan? Serius? Kak Jihan benarkan?."

Jihan tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya, ia langsung berdiri begitupun dengan kristal yang langsung memeluknya erat.

"Huaaa aku kangen banget sama kak Jihan, kakak kemana saja aku nunggu kalian tau." Kristal melepaskan pelukannya lalu menatap Jihan dengan bibir mengerucut. "Apa kalian melupakan aku?."

Jihan mencubit gemas pipi kristal lalu mengelus rambutnya. "Kamu bicara apa si hem? Kami tidak pernah melupakan kamu sama sekali, maaf karena sudah menghilang begitu lama."

"Aku pikir kalian tidak akan kembali lagi."

"Kenapa kamu berpikir seperti itu?."

"Yah. Karena kejadian beberapa tahun lalu kalian pergi dari Jepang dan menghilang begitu saja, bahkan, nomor kalian juga sudah tidak aktif lagi."

My Brothers Are Mafia || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang