"Aku sudah merasakannya sejak dari kita pergi meninggalkan sekolahan kalian, mata-mata itu pasti salah satu anak buah dari musuh papa."
"Siapa mata-mata ini?." Batin haruto.
------------
Sesampainya di kedai makanan jepang, mereka mengambil meja di paling pojok nomor 38, Asahi yang pergi memesankan makanan pun sudah kembali ke tempat meja mereka.
"Makanannya akan siap lima belas menit lagi, jadi tunggu saja." Ucap Asahi.
"Bang ruto sama bang jae kenapa? Kok dari tadi diam terus?." Tanya kristal.
"Tidak kenapa-kenapa kok dek, Iyah kan to?." Tanya jaehyuk.
Haruto mengangguk. "Benar, tidak kenapa-kenapa jadi tidak perlu khawatir."
Kristal hanya mengangguk saja mempercayai ucapan kedua Abangnya, Mungkin memang mereka lagi pengen diam saja. Pikirnya.
"Bang, Ruto mau ke toilet dulu ya, Jeongwoo. Junghwan, temani aku sebentar."
"Baiklah."
Ketiga pemuda itu melenggang pergi meninggalkan kedai berjalan mencari toilet umum di mall, sebenarnya ini hanya siasat haruto bilang ke toilet padahal sebenarnya ia ingin mencari tahu sesuatu.
Sesampainya di depan pintu toilet laki-laki haruto diam dengan melirik ke sana kemari untuk mengetahui situasi aman.
"Ada apa si to?." Tanya jeongwoo.
"Kalian tidak merasakan ada kehadiran seseorang yang mencurigakan di mall ini?." Tanya haruto.
"Seseorang yang mencurigakan? Malahan kelihatannya kamu sendiri yang mencurigakan, buktinya bersikap aneh begini." Ucap junghwan.
"Aish, bukan itu maksudku wan." Ketus haruto sebal.
"Terus kenapa?." Tanya junghwan.
"Saat kita ke toko handphone, aku dan bang jae melihat siluet orang mencurigakan seperti mata-mata, outfitnya serba hitam dia pakai topi juga masker, dan bang jaehyuk juga bilang kalo dia sudah merasakannya sejak pergi dari sekolah kita." Jelas haruto.
"Jadi, memang benar ada mata-mata di sini? Tapi, gimana caranya kita mencari tau sedangkan mall ini banyak pengunjung dan sebagian besar mereka pakai outfit serba hitam juga." Ucap jeongwoo.
"Terlalu sulit untuk kita menemukannya di sini bang." Ucap junghwan.
"Bagaimana caranya supaya kita memancing mereka keluar?." Tanya haruto melipat kedua tangannya di depan dada.
Di lain tempat, makanan mereka sudah terhidang di meja. Sedangkan tiga pemuda itu masih belum kunjung kembali.
"Kok mereka lama ya?." Tanya kristal.
"Sudahlah, kamu makan dulu saja nanti juga mereka balik kok." Ucap jaehyuk.
"Benar, sudah makan duluan saja." Ucap Asahi.
"Baiklah, Abang juga makan ya."
"Iyah cantik."
Saat mereka berdua melihat kristal yang sedang makan, Asahi merasakan sesuatu yang aneh di dalam kedai masakan Jepang ini, seperti kehadiran seseorang yang sedang mengintai mereka berenam.
Cekrek!
Suara jepretan kamera ponsel yang mungkin tidak akan bisa di dengar oleh orang lain beda hal dengan telinga tajam Asahi yang bisa mendengar suara tersebut meskipun keadaan berisik dan ramai.
Ia spontan menoleh pelan ke arah kanan kala merasakan arah jepretan kamera tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfic{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...