Dua Minggu kemudian, mereka semua pergi ke Osaka Jepang dimana dulu menjadi tempat tinggal mereka sebelum memilih pindah ke Korea.
Kehadiran mereka di jepang adalah untuk mengunjungi makam sang mama sesuai perjanjian abang-abang kristal jika masalah selesai mereka akan berkunjung ke makam mama, terlebih jihoon yang sudah melamar Jihan pun ingin meminta izin kepada mama nya sekaligus memperkenalkan Jihan kepadanya.
Di sinilah mereka sekarang, memakai baju serba hitam dan kacamata hitam, di sebuah pemakaman di Jepang.
"Mama, kristal, papa dan abang datang lagi ke sini, maaf ya ma kami baru bisa jenguk makam mama lagi setelah beberapa tahun yang lalu."
Junkyu mengelus rambut adiknya lalu tersenyum ke makam sang mama.
"Maaf ya ma kami baru datang ke sini, semoga mama sekarang udah tenang dan bahagia di surga."
Jihoon mengelus batu nisan milik mama mereka sambil tersenyum.
"Ma, kita menang, kita udah berhasil membalaskan apa yang mereka lakukan sama mama, dan kami juga sudah menunaikan janji kami ke mama untuk membalas semuanya, kami harap mama bisa tenang sekarang."
"Hyunsuk janji ma, aku akan terus menjaga adik-adikku sesuai keinginan mama dulu, terimakasih karena sudah melahirkan adik-adik hebat seperti mereka di hidup hyunsuk."
"Asahi sayang mama."
"Haruto juga sayang mama, sayang papa, sayang Abang dan sayang adik kami yang cantik ini."
"Jaehyuk juga sayang sama mama, nanti malam tolong datang ke mimpi jae ya ma, ada banyak yang ingin aku ceritain ke mama."
"Kami semua sayang sama mama, cio janji akan selalu bikin masakan enak untuk papa, Abang dan juga adik-adik cio, dan aku juga janji akan lindungi mereka semua."
"Ma, mama harus tau kalo yedam udah jadi seorang produser musik terkenal, yedam berhasil ma, yedam berhasil memujudkan impian yedam dan keinginan mama selama ini."
Yoshi merangkul pundak yedam dan ikut tersenyum lebar.
"Mama harus tau bagaimana bangga nya kami ke yedam, ah tidak, kami bangga ke semuanya." Yedam mengangguk menyetujui ucapan yoshi.
"Ma, kami bertiga, aku, jeongwoo dan junghwan juga janji sama mama akan tetap menjadi anak mama sama papa yang hebat, kami akan melindungi saudara-saudara kami sekalipun nyawa taruhannya."
"Benar ma." Ucap jeongwoo di angguki junghwan.
Sekarang giliran Bram yang berhadapan dengan batu nisan milik istrinya itu, ia tersenyum sekaligus sedih karena rasa rindu kepada istrinya itu selalu datang.
"Sayang, aku datang lagi nemuin kamu, maaf ya kalo aku baru bisa bawa anak-anak kita menemui kamu lagi di sini, tapi kamu jangan khawatir, musuh kita mereka yang bunuh kamu sudah kalah sayang, mereka kalah sama anak-anak hebat kita." Hyunsuk dan Jihoon mengelus punggung Bram.
"Aku harap kamu tenang di sana, kamu bahagia di sana sayang, aku akan selalu merindukanmu di sini."
Jihoon menatap jihan yang berdiri di sana, ia tersenyum dengan degup jantung yang berdetak cepat.
"Ma, jihoon juga ingin memperkenalkan mama ke calon istri Jihoon."
Saudaranya yang lain berdiri membiarkan Jihan, dara, jaemin dan youra mendekati makam mama mereka.
"Dia Jihan ma, calon istri jihoon."
"Halo Tante, saya Jihan, senang bertemu sama Tante di sini, meskipun jihan belum pernah melihat wajah Tante secara langsung tapi Jihan yakin, Tante pasti sangat cantik makanya bisa melahirkan anak-anak yang selain hebat mereka juga tampan dan cantik." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfic{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...