Tepat jam satu malam saat semuanya terlelap dalam tidurnya, junghwan yang merasa haus pun melangkah keluar kamar dan melewati kamar kristal untuk sampai di tangga.
Brukkk!!
Prangg!!
Pemuda memakai kaos belang-belang itu terkejut bukan main, suara seperti dobrakan sebuah pintu kaca dan beberapa kaca yang pecah memekik telinganya.
"Suara apa itu?."
Dengan cepat, junghwan berputar balik dan berdiri di depan pintu kamar kristal..
Prangg!!
"Ugh..... Si-siapa kamu? To-tolong... Bpmmm... Abang tol--bbppmm..."
"Kristal!! Yaa! Buka pintunya!! Kristal kamu kenapa dek!!."
"Kristal kamu dengar abang kan!! Kristal hei!! Buka pintunya kristal!!."
Junghwan terus memainkan kenop pintu kasar dan mengetuk-ngetuk pintu kamar kristal yang terkunci, perbuatan junghwan itu berhasil membangunkan para abang-abang nya yang berada di kamar.
"Junghwan, ada apa?." Tanya yedam.
"Yaa! Kenapa wajahmu panik begitu, junghwan." Ucap hyunsuk.
"Bang kristal bang!! Ada suara berisik dari dalam kamarnya, terus suara minta tolong."
"Apa?!." Pekik kesepuluh pemuda itu setelah mendengar penjelasan junghwan.
Jihoon mengetuk pintu kamar kristal dengan kasar memainkan kenop pintu yang tidak kunjung terbuka, para abang-abang nya terus meneriaki nama kristal agar gadis itu cepat membuka pintunya.
"Aargh!! Sial!! Pintunya terkunci." Sarkas jihoon.
"Lebih baik dobrak saja pintunya bang, cepetan." Ucap Asahi.
"Haruto, junghwan kalian berdua bantu Abang dobrak pintu." Ucap jihoon di angguki kedua adiknya.
"Hitungan ketiga tendang pintunya bersamaan." Perintah jihoon. Yang lain sudah mundur beberapa langkah untuk memberikan ruang bagi ketiga pemuda di depan pintu tersebut.
"Satu.... Dua.... Tiga...."
BRAKKK!!
"ASTAGA!! KRISTAL!!."
Ketika pintu berhasil terbuka lebar mata mereka terbelalak melihat kristal yang meringkuk ketakutan dengan pergelangan tangan kanan yang berdarah.
"Hiks, Abang kristal takut."
"Iya sayang, Abang di sini, jangan takut ya."
Hyunsuk langsung memeluk adiknya menenangkan kristal yang menangis ketakutan, jihoon dan mashiho yang melihat goresan sayatan pisau di lengan putih adiknya itu mengepalkan tangannya.
"Doyoung bawa kotak P3K, cepat!!." Sarkas mashiho lantang.
"Kurang ajar!! Siapa yang berani melukai adik kami!!." Pekik jihoon.
"Tenanglah ji, aku yakin ada orang yang memang sedang mengawasi kita dari tadi." Ucap hyunsuk dengan mata menyorot tajam.
Jihoon mengusap kepala kristal untuk menenangkan adiknya itu yang masih menangis di pelukan hyunsuk.
"Bang ini kotak P3K nya." Doyoung memberikan kotak obat itu kepada mashiho.
"Tahan ya dek." Ucap mashiho.
"Kamu jangan lihat, gigit aja badan Abang kalo sakit." Ucap hyunsuk menutupi wajahnya kristal.
"Sshh... Sakit bang hiks."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brothers Are Mafia || TREASURE
Fanfiction{COMPLETED} [✓] "Tidak boleh jauh-jauh" "Bilang aja apa yang kamu mau, nanti kami beliin" "Al pokoknya 24 jam handphone harus tetap aktif, mengerti" "Abang jemput nanti" Dan masih banyak lagi, beginilah ketika hidupku di takdir kan memiliki 12 Abang...