28. Siapa Dia Sebenarnya?

1.5K 127 1
                                    

Di sekolah semua murid masih berada di kelas mereka, sekolah di mulai sejak tiga jam yang lalu, di kelas kristal gadis itu begitu fokus memperhatikan guru yang mengajar di kelasnya.

Tanpa di sadari olehnya, pemuda yang duduk di pojokan itu menoleh menatap wajah kristal dari samping yang begitu cantik dengan make up naturalnya.

Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya kala begitu serius memandangi wajah kristal. Sampai ketika ia membuang mukanya lalu menatap keluar jendela.

"Siapa itu?." Batinnya kala manik matanya menangkap sosok pria misterius di dekat pohon luar pagar sekolah.

"Oke anak-anak, sampai sini sudah paham ya? Jadi kerjakan tugas kalian di rumah dan kumpulkan besok."

"Baik Bu."

Guru yang mengajar fisika itupun melangkah keluar dari kelas bertepatan dengan suara bel istirahat berbunyi.

Semua murid berhamburan keluar dari kelas, kristal yang hendak pergi juga tidak sengaja menatap ke arah meja pemuda yang sedang menatap keluar jendela.

"Sedang lihat apa dia?." Gumamnya.

Kristal beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati bangku pemuda tersebut diam-diam, benar saja, kehadirannya bahkan tidak diketahui olehnya. Kristal mencoba untuk melihat ke arah pandang pemuda tersebut.

"Kamu lagi liat apa si? Serius banget kayaknya."

Spontan pemuda itu terkejut kala mendengar suara kristal yang begitu dekat. Ia pun gelagapan tapi mencoba untuk tetap tenang.

"Ka-kamu sejak kapan ada disini?."

"Sejak aku lihat kamu natap keluar jendela, memangnya ada apa si? Serius banget sampai guru keluar saja kamu tidak menoleh."

"Kepo banget." Pemuda itupun kembali memandang keluar jendela, namun kali ini matanya membulat sempurna mendapati sosok misterius itu menghilang.

"Dia hilang? Kemana dia?."

"Huh? Dia? Dia siapa maksudnya?."

"Tidak, bukan apa-apa, sudahlah jangan banyak tanya, kalo aku jelasin juga kamu tidak akan mengerti."

"Ih yasudah si, aku kan hanya bertanya, marah-marah saja dari tadi, sudahlah aku mau ke kantin."

Ketika kristal berbalik badan pemuda tersebut menahan pergelangan tangan kristal kemudian menariknya membuat gadis itupun berbalik badan dan tertarik ke arahnya, posisi kristal yang tangan kanannya berada di meja untuk menahan tubuhnya agar tidak menimpa pria di depannya, sedangkan jarak wajah mereka begitu dekat.

Tatapan mata mereka bertemu begitu lama dikelas.

"Sorot matanya benar-benar dalam dan misterius." Batin kristal.

Menyadari apa yang terjadi, mereka langsung membuang muka dan menjauhkan diri masing-masing.

"Maaf." Ucap pemuda tersebut.

"I-iyah, harusnya kamu memang minta maaf karena udah narik aku kayak tadi, untung tidak ada siapapun di kelas, jadi tidak akan ada yang membuat rumor aneh-aneh."

"Rumor?."

"Iyah, rumor, satu sekolah ini kan tidak suka denganku, siapapun yang mendekati aku pasti akan menjadi bahan omongan mereka, tidak menutup kemungkinan jika itu kamu."

"Jadi maksudmu, kamu takut?."

"A-apa? Yaa! Dalam hidupku tidak ada kata takut, mengerti tuan tanpa nama."

Pemuda itu hanya diam menatap punggung kristal yang menghilang dari balik pintu, sorot matanya tidak bisa di jelaskan dengan mudah karena semuanya memiliki sesuatu yang misterius pada dirinya.

My Brothers Are Mafia || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang