" Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca "
Sore ini keadaan SMA 400 itu tampak lumayan ramai. Selain ada anak Pramuka dan anak tari, kali ini anak basket dan juga PMR berganti jadwal di hari yang sama.
Sekitar 5 menit yang lalu, ketiga teman itu telah menginjakkan kakinya di sekolah.
"Temen mu belum ada Cha?" Tanya Bulan yang sama sekali belum ada melihat anak tari .
"Agak ngaret sih mereka. Tau sendiri aku sering nunggu sendirian" Jawab Acha.
"Enak ya ga dimarahin" Bulan flashback ke awal pertama kali ia bergabung di klub Pramuka, dimana ia dihukum meskipun tak terlambat saat itu.
"Dimarahin sih kadang, cuma ga ada begitu nanggepin" balas Acha lagi
"Yowes Cha, kami duluan ya! Tuh kayaknya yang lain pada ngumpul" ucap Alya setelah melihat teman-temannya sudah berkumpul.
Hampir semua anggota pramuka sudah berkumpul di satu titik, dimana biasanya sebentar lagi mereka akan mengadakan upacara pembukaan.
Di antar mereka seperti biasa Bulan belum juga melihat dia, iya Fajar. Entah kenapa kakak pembina satu itu sering kali terlambat. Tapi diantara kakak-kakak pembina itu juga, ada beberapa wajah yang tampak asing di mata Bulan. Bisa Bulan yakini bahwa mereka bukanlah murid dari SMA 400.
"Ya, itu siapa sih? Aku gak pernah liat mereka" tanyanya pada Alya untuk menuntaskan rasa penasarannya.
"Oh itu kakak pembina yang pangkatnya lebih tinggi dari bang Adi. Jarang sih memang bisa ngelatih langsung, makanya kamu baru liat mereka" jelas Alya dan Bulan mengangguk paham.
"Udah yuk! Kita baris! Mau mulai upacaranya"
Upacara itu berlangsung cukup hikmat, dan tidak selama biasanya karena kali ini tidak ada ceramah dari para senior.
"Sorry telat lagi gue" Bulan menengok ke sumber suara yang berasal dari sebelah kirinya. Disana sudah ada Fajar dengan nafas yang terengah-engah, efek berlari sepertinya. Entah kenapa setiap Bulan melihat Fajar rasanya rasa suka itu semakin ikut terlihat. Katakanlah Bulan lebay, tapi itulah yang sebetulnya Bulan rasakan.
"UNTUK SEMUA ANGGOTA TERMASUK KAKAK PEMBINA, BISA TOLONG DENGARKAN SAYA SEBENTAR! ADA HAL YANG INGIN SAYA SAMPAIKAN!" suara keras dari seorang laki-laki yang wajahnya nampak asing itu membuyarkan lamunan Bulan.
Entah kenapa nada tinggi yang digunakan oleh kakak itu terasa mengerikan. Bulan takut akan ada hal yang tidak enak akan terjadi.
"TOLONG BERI SAYA WAKTU SEBENTAR SAJA!" ucapnya lagi masih dengan suara yang keras
"SAYA MEMANG JARANG SEKALI DATANG MELIHAT LATIHAN KALIAN SEMUA! SAYA KURANG TAU BAGAIMANA PROGRES EKSTRAKULIKULER PRAMUKA INI! TAPI BUKAN TANPA SENGAJA JUGA SAYA TIDAK HADIR KESINI! SAYA ADA KERJAAN DI LUAR YANG TIDAK BISA SAYA TINGGALKAN!" Sungguh Bulan saat ini hanya bisa diam seperti yang lain, Bulan sangat takut sejujurnya.
"TAPI WALAUPUN SAYA JARANG DATANG KE SINI, SAYA TAU HAL APA SAJA YANG MENJADI MASALAH DISINI! SALAH SATUNYA KETERLAMBATAN!" kakak itu sengaja menekankan kata keterlambatan seolah menjadi penanda bahwa topik kali ini adalah itu. Bulan sedikit lega karena selama ini dia belum pernah terlambat sama sekali.
"DAN PARAHNYA YANG KAKAK DENGAR BAHWA YANG SERING TERLAMBAT ADALAH KAKAK PEMBINANYA!" Mendengar itu pikiran Bulan langsung tertuju pada Fajar. Pandangannya kini tertuju pada sosok Fajar yang tengah berdiri bersama kakak pembina lainnya.
"TANPA SEBUTKAN NAMANYA, YANG MERASA DIRINYA SERING TERLAMBAT, BISA TOLONG MAJU KESINI!" Bulan hanya Fajar, ada sekitar 6 kakak pembina lainnya yang ikut menyerahkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...