Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca
Jam sudah menandakan pukul setengah 7 malam, dan saat ini tepat di depan hadapan Bulan sudah terdapat banyak buku-buku yang seharusnya ia baca karena besok akan ada ulangan. Namun, fokus nya kali ini terpecah dengan handphone yang ada ditangannya. Tampak raut ragu di wajahnya.
"Chat gak ya? Chat gak ya?" Ucapnya sendiri "Chat aja lah! Kan cuma minta save!" Tambahnya lagi.
Pesan yang sejak tadi sudah terketik tapi belum juga terkirim itu kini dengan memberanikan diri Bulan mengirim pesan yang bertuliskan 'Kak' itu kepada Fajar. Iya Fajar! Sejak setengah jam yang lalu Bulan diambang keraguan apa harus ia mengirim pesan pada kakak tingkatnya itu, mengingat temannya, Rani sudah berteman dengan Fajar di WhatsApp membuat Bulan ingin juga seperti itu.
"Tarik aja deh! Ih maluu" belum satu menit pesan itu terkirim, Bulan sudah menariknya kembali. Bulan tak tau apa Fajar sempat membacanya atau belum karena saat pesan itu terkirim tanda yang ada di WhatsApp nya adalah centang dua.
Bulan menghembuskan nafasnya sedikit kasar. Mengapa Bulan sulit sekali itu memberanikan diri lebih dekat dengan kakak tingkatnya itu. Meskipun hanya sekedar sapa menyapa, Bulan ingin sekali.
Bulan mulai membuka buku pelajaran yang ada di depannya itu, mencoba mengubur niatnya untuk bersikap sok kenal dengan Fajar. Sampai suara notifikasi dari handphone yang ada di sebelahnya berbunyi. Buru-buru Bulan membukanya. Bulan membelalakkan matanya melihat dari siapa pesan yang baru saja ia terima. Nama 'kak fajar :)' muncul di bilah notifikasinya.
Kak Fajar:)
Ada apa?Cukup singkat. Bulan tidak mengira jika Fajar sempat melihat pesan yang ia kirim. Saat ini Bulan kebingungan kembali apa yang harus ia jawab, ia tidak tahu apa harus Bulan menyebutkan dirinya? Atau bagaimana? Bulan sedikit frustasi, otak kecilnya ini tiba-tiba nge-blank.
Bulan
Maaf kak, salah kirimSilahkan kalian olok Bulan bodoh, gila atau apalah itu, karena Bulan juga merasa seperti orang bodoh saat ini. Kenapa harus kata-kata salah kirim yang harus ia ketik? Kenapa gak langsung minta save aja? Bulan memukul kepalanya pelan "Bulan! Bulan! Bodoh banget sih kamu!"
Tak lama suara notifikasi hp nya kembali terdengar.
Kak Fajar :)
Oh iya, ga papaSekarang Bulan benar-benar tak ada semangat. Kesempatan yang sejak tadi ia harapkan hilang seketika. Gak mungkin kan Bulan tiba-tiba minta save setelah bilang salah kirim? Bulan kembali mumukul kepalanya sendiri menggunakan pulpen yang ada ditangannya.
"Ahhh Bulann!! Ahh! Bodoh banget ya Allah" Bulan terus merengek menyesali apa yang ia lakukan barusan."Bulan! Katanya belajar! Kok malah berisik" sang ibunda, Ummi menegur Bulan yang sejak tadi sudah terdengar berisik.
"Ini Bu, gak masuk masuk pelajarannya ke otak Bulan" Belanya dengan berbohong
"Pelan-pelan memahami nya. Gak usah terburu-buru! Gak usah lihat hp dulu!" Perintah Ummi
"Iya Bu" balasnya pasrah. Sekarang sudah tak ada gunanya ia memegang hp nya ini. Ah, Bulan benar-benar stres dibuatnya.
........
Bulan sengaja berangkat sedikit lebih siang hari ini. Ia masih takut dan malu jika harus bertemu dengan Fajar. Meskipun Bulan tak yakin apa Fajar tau jika kemaren malam yang mengirimi pesan itu dia, karena Bulan juga menyetel nama di WhatsApp hanya inisial namanya saja . Bulan harap Fajar tidak sadar itu dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...