Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca
Fajar mengitari lapangan KaryaKita dengan kedua matanya.
Mendengar percakapan antara Bulan dengan seseorang yang tidak bisa Fajar ketahui siapa, membawa dirinya berdiri disini, dengan pandangan yang sudah terfokus oleh dua insan yang tengah asik bercengkrama di depannya.
Iya, dia laki-laki itu! Laki-laki yang beberapa waktu lalu Fajar temui juga.
Sampai sekarang, Fajar masih belum tahu siapa gerangan laki-laki yang sudah dua kali Fajar lihat bersama dengan Bulan.
lihat Bulan! Bagaimana bisa gadis itu tertawa lebar ketika dengan laki-laki itu? Sedang dengan dirinya, Bulan seperti dilanda ketakutan yang tak berdasar.
Tanpa menunggu lagi, Fajar melangkahkan kakinya dengan pasti menghampiri keduanya.
"Kamu dari tadi disini?" Bulan bertanya pada Adhan yang tiba-tiba saja menelponnya dan memberitahu jika laki-laki itu sudah sejak tadi berada di depan.
Adhan mengangguk.
"Sejak kalian tampil tadi, aku udah disini""Kenapa gak ngasih tau?"
Adhan tersenyum
"Kamu lagi sibuk tadi! Aku gak enak ganggu"Bulan menghela nafas kasar. Padahal tidak masalah jika Adhan menghampirinya.
"Kamu... Juga dari tadi nunggu aku disini?" Tanya Bulan cemas. Pasalnya, hampir satu jam setelah acara selesai, Bulan harus bantu-bantu yang lain untuk membersihkan sisa acara.
"Hmm enggak kok! Aku tadi sempet ke tempat lain dulu. Ini baru aja disini. Langsung chat kamu deh" Bulan bernafas lega. Bulan merasa tak enak jika sampai Adhan menunggu nya dengan begitu lama disini.
"Oh iya, Bul. Kata kak Kayra besok kita ketemuan di mall aja. Karena besok kita coba mau buat video" Ah benar! Besok Minggu. Dan itu adalah waktu Bulan sebagai karyawan dari KayraStore.
Bekerja dengan Kayra untuk selama ini cukup menyenangkan untuk Bulan. Tidak begitu menguras tenaga. Dirinya hanya perlu berpose sesuai arahan Kayra ataupun Adhan. Mungkin, besok adalah kali pertama Bulan muncul sebagai model di video mereka.
"Wah aku gugup banget kalau di tempat rame" Bulan memegang dadanya yang tiba-tiba saja berdetak kencang. Menjadi pusat perhatian sebenarnya adalah satu hal yang tidak Bulan suka.
"Bulan" Bulan berjengit kaget saat suara bariton dari arah belakangnya terdengar.
Sebenarnya suara itu tak begitu keras saat memanggilnya. Tapi entah kenapa Bulan sampai dibuatnya kaget.
Bulan menoleh ke belakang. Mata nya yang selalu menunjukkan respon yang sama setiap kali bertemu tatap dengan Fajar, sudah menjadi hal biasa bagi Fajar.
"Kaget?" Tanya Fajar menyadari.
"Eh? Pak Fajar. Ada apa, ya pak?" Bulan sedikit termangu melihat ekspresi Fajar yang agak berbeda dari biasanya.
"Kalau sudah selesai bicara, ikut saya!" Bukan lagi ungkapan ajakan, tapi sudah seperti perintah.
Bulan mengernyitkan keningnya bingung.
"Ikut kemana ya, pak?"Fajar melirik singkat ke arah Adhan yang masih setia berdiri di tempatnya.
"Cari buku yang kalian perlukan" nada bicara Fajar masih terdengar datar.
"Eh? Saya bisa cari sendiri kok pak! Gak usah repot-repot" Tolak Bulan. Bulan tidak bisa membayangkan bagaimana canggungnya nanti saat mereka hanya berdua. Jujur saja, sejak kejadian semasa SMA nya dulu, kini Bulan masih belum berani untuk bersikap biasa saja ke Fajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...