bab 81

582 47 4
                                    

Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca

"Boleh saya pasang di jari manis kamu?" Tanya Fajar masih dalam posisi menekukan satu lututnya.

Bulan mengangguk cepat tanpa ragu.
Ia tak bisa lagi berkata-kata. Tak pernah terlintas dibenaknya jika Fajar akan melamarnya. Laki-laki yang ia kejar dengan begitu keras, kini telah memasangkan cincin untuk membuktikan cintanya. Laki-laki yang selalu ia usahakan untuk bisa melupakannya, justru menjadi orang pertama yang membuatnya bahagia karena cinta. Dan laki-laki yang ia pikir tak akan ada lagi di tulisannya, rupanya akan terus menjadi tokoh utama di tulisan-tulisan berikutnya.

Fajar tersenyum manis memandang jari Bulan yang terlihat lebih cantik karena cincin darinya.

Masih dengan memegang tangan kiri Bulan, Fajar kembali berdiri.

"Terimakasih Bulan. Terimakasih sudah menerima saya. Saya sangat beruntung bisa dipertemukan kembali sama kamu" senyum manis itu tak lepas dari wajah tampan Fajar, meski keringat masih menghiasi keningnya karena terlampau gugup.

Tak mau menjawab, Bulan justru lebih memilih untuk memeluk sang pacar.

"I love u kak! I love u so much!" Balasnya di balik punggung Fajar.

"Saya juga sangat. Sangat. Sangat mencintai kamu, Bulan" Fajar membalas pelukan Bulan tak kalah erat.

Kebahagian seolah menjadi teman dekat mereka malam ini. Langit yang ditemani oleh bulan dan bintang juga ikut serta mendukung mereka.

Tak lama, alunan biola terdengar dan membuat Bulan yang tak tau apa-apa sedikit terjengat kaget.

Gadis itu menoleh ke belakang tanpa melepas pelukannya di leher Fajar.

Tiga pemain biola dengan jas hitam rupanya sudah siap di belakangnya.

"Kak, ini-" Bulan bertanya pada Fajar.

"Saya yang mengundang mereka"

"Ini lagu-"

Fajar mengangguk.
"Perahu kertas. Lagu kesukaan kamu, bukan?"

Bulan kembali memeluk erat Fajar. Ia benar-benar mereka dijadikan ratu oleh Fajar.

"Saya ingin memberikan semua yang kamu suka Bulan! Jika memungkinkan saya juga ingin menurunkan hujan malam ini. Tapi, sepertinya hujan tidak cocok untuk malam indah ini. Saya juga ingin memberikan kamu langit, hal yang paling kamu sukai, tapi maaf, saya tidak bisa" ucap Fajar ditengah dekapan eratnya.

Bulan menggeleng.
"Seperti yang aku bilang dari dulu, langit itu kamu, kak! Jadi, dengan kamu di samping aku, itu sudah lebih dari cukup!" Bulan semakin mengeratkan pelukannya.

"Kamu juga bulan yang sangat berarti di hidup saya" Fajar mengecup puncak kepala gadisnya itu.

****

Bulan terus tersenyum seraya melihat cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Diliatin Mulu? Kenapa?" Tanya Fajar yang berjalan di sampingnya dengan menggandeng tangan Bulan.

Kini keduanya setelah makan malam romantis memilih untuk menikmati sisa malam di Malioboro. Tiba-tiba saja Bulan ingin makan jagung bakar. Tentu saja Fajar akan menurutinya.

"Cincinnya cantik!" Balas Bulan semangat tanpa mengalihkan pandangannya dari cincin yang baru saja dipasangkan oleh Fajar.

"Karena dipakai sama orang yang cantik!" Balas Fajar lagi yang berhasil membuat kedua pipi Bulan merona.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang