Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca
Seperti yang sudah diberitahukan mengenai pengadaan kegiatan penanggulangan bencana alam yang mengambil hari libur sebagai waktu pelaksanaannya, kini Bulan dan juga keenam temannya sudah berada disekolah dengan mengenakan seragam olahraga sekolah mereka.
Sekarang semua yang hadir sudah membentuk suatu barisan acak tidak lagi sesuai dengan kelas masing-masing. Kebanyakan yang mengikuti kegiatan ini justru kakak kelas mereka yaitu kelas 12. Meski Bulan tau mereka tengah disibukkan dengan ujian ujian yang sebentar lagi mereka hadapi, tak membuat mereka menjadikan itu sebagai alasan.
Bulan sudah menyadari keberadaan Fajar sejak ia menginjakkan kakinya di sekolahnya, entah kali ini Fajar tidak lagi terlambat justru datang lebih awal dari Bulan dan teman-temannya. Bukan hanya Fajar, ada juga Adi dan beberapa kakak kelas yang Bulan kenali wajahnya karena rata-rata dari mereka adalah anggota tim inti.
"Terimakasih banyak untuk adik-adik sekalian yang sudah mau berpartisipasi dalam kegiatan yang akan kita adakan kali ini" Seru Bagas, salah satu kakak yang membuat kegiatan ini.
"Kakak cukup kaget karena ternyata banyak yang berminat untuk bergabung, padahal kami menyita waktu libur kalian. It's okay aja kan?" Tanyanya lagi dan dibalas jawaban yang sama "iyaaa"
"Okay jadi sekarang kakak bakal jelasin apa yang harus kalian lakuin nanti. Kalian bisa lihat bahwa kami sudah menyiapkan beberapa kamera dan juga drone yang saat ini sudah ada di atas kalian semua" otomatis semua kepala mereka menoleh ke atas tepat kearah drone itu berada
"Ini seperti syuting film, jadi kalian mungkin harus sedikit berakting" Mereka semua menyimak dengan khusuk
"Yang namanya kakak panggil tolong maju ke depan ya" Bagas mulai membuka daftar absensi yang ada ditangannya, Bulan sedikit cemas takut akan ada nama dia yang dipanggil.
"Tegar, Sindy, Vita, Adi, Tyo, Fajar, Kenji, Aji, Adit, Farah, Yayang dan juga Devi silahkan maju ke depan" Bulan bernapas lega karena tidak ada namanya tapi justru ada nama Fajar didalamnya.
Mereka yang disebut tadi satu persatu mulai maju, tampak juga kebingungan dengan apa yang harus mereka lakukan yang sepertinya belum dikoordinasikan oleh tim pembuat acara.
"Nah disini peran kalian lumayan penting karena saya menunjuk kalian untuk berperan sebagai tim penyelamat atau sebut aja Tim SAR" Bulan yang lainnya belum paham juga
"Jadi disini kita akan mengangkat tentang bencana alam gempa bumi. Nanti yang lainnya dibagi menjadi tiga kelas. Kalian akan berpura-pura belajar seperti yang kalian lakukan setiap hari. Nanti bakal ada kakak yang akan teriak 'GEMPA BUMI!GEMPA BUMI!' nah ketika kalian mendengar teriakkan itu, kalian harus berakting panik dan berlarian ke arah luar kelas, lalu kalian semua berkumpul di tengah lapangan ini. Mengerti?!" Penjelasan dari Bagas mampu menjawab pertanyaan mereka semua
"MENGERTI!" Seru seluruh anggota yang hadir.
"Tapi tolong jangan saling mendorong! Takutnya ada yang terluka nanti" Bagas memperingati
"Nah kak Bagas maunya ada yang tertinggal di kelas dan akhirnya terluka. Bisa saja nanti acting pingsan juga lebih bagus, jadi nanti yang akan menyelamatkan kalian ya mereka ini yang bertugas sebagai tim SAR" ucap Bagas lagi seraya menunjuk kedua belas orang di sampingnya
"Ada yang mau berperan sebagai korban?" Bulan dan keenam temannya tidak ada mengangkat tangan, tidak tertarik.
"Saya kak!" Seru salah satu laki-laki yang baris agak jauh dari Bulan.
"Saya juga!"
"Saya mau juga kak!"
"Saya mau!"
"Saya kak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
أدب المراهقين" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...