Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca
Siapa yang menyangka jika kini sudah 3 bulan lebih hubungan Fajar dan Bulan berjalan. Bulan sendiri yang menjalani nya pun tidak menyangka jika 3 bulan ini ia telah menjadi pacar dari seseorang yang dulu ia perjuangkan juga mati-matian ia lupakan.
Rasanya masih tidak menyangka jika Fajar akhirnya menjadi miliknya. Angan yang dulu ia anggap mustahil kini sudah berada di genggamannya.
Selama 3 bulan ini pula banyak hal yang membuat Bulan semakin mengerti sosok Fajar yang sebenarnya. Belum begitu mendalam, tapi Bulan lebih mengenalnya.
Pertengkaran-pertengkaran kecil yang masih bisa mereka kendalikan pun beberapa kali kerap terjadi. Lucunya dalam hubungan mereka, justru Fajar lah yang kerap kali kesal. Contohnya jika ia tau Bulan berinteraksi dengan lawan jenis dan terlihat akrab -apalagi jika itu Adhan - Fajar akan marah pada Bulan.
Bukannya kesal dengan sikap Fajar, Bulan justru merasa geli melihatnya. Bagaimana tidak? Kakak kelas yang dulu ia anggap berwibawa dan cool itu rupanya memiliki sikap kekanak-kanakan yang akan muncul dengan sendirinya. Sangat lucu!
Malam ini tak ada satu pesan masuk dari Fajar. Dari sore tadi memang lelaki itu sudah mengabari jika kemungkinan besar malam ini dirinya akan lembur dan mungkin akan sulit menghubungi Bulan.
Biasanya jika malam begini -kalau mereka tidak kencan- Fajar akan melakukan panggilan video. Laki-laki itu selalu meminta Bulan untuk menemani dirinya. Entah sedang makan, kerja atau sedang bersantai.
Bulan membuka layar hp nya yang dimana foto dirinya bersama Fajar saat mereka ke Cinema Bakery kala itu terpampang jelas. Ah melihat wajah Fajar mengingatkan Bulan akan perkataan Fajar beberapa hari lalu.
Fajar waktu itu memberitahunya jika mamanya ingin bertemu dengan Bulan.
Bulan sebenarnya masih belum siap. Meski sudah berjalan 3 bulan, mengingat Bulan memang belum pernah berkomunikasi ataupun bertemu dengan mama Fajar, membuat Bulan gugup.
Bulan tidak tau bagaimana sosok Santi. Apakah Santi tipe ibu yang welcome? Atau justru pemilih? Fajar bilang jika Santi adalah sosok yang ramah dan bukan orang yang pemilih sih. Tapi meski begitu ada keraguan di hati Bulan. Selain ia bertemu dengan ibu dari pacarnya, ia juga akan bertemu dengan istri dari pemilik tempat ia bekerja.
Bulan masih belum tau pasti kapan Santi akan berkunjung ke Jogja dan menemu dirinya. Yang jelas hari itu tak akan lama lagi.
Suara pesan masuk dari hp Bulan yang gadis itu letakkan di atas nakas menarik perhatian Bulan yang tengah berkutat dengan laptopnya.
Segera ia ambil hp nya dan memeriksa barang kali Fajar lah yang mengiriminya pesan.
Manik matanya seketika melebar kala membaca pesan yang baru saja ia terima.
Gadis itu berulang kali meng-zoom foto yang baru saja ia terima dari nomor yang tidak terdaftar di kontaknya.
Bulan meneliti lagi apa benar orang yang di gambar itu benar-benar sama dengan yang ada di pikiran Bulan.
"Mbak Kayra!?"
Setelah benar-benar memastikan dan yakin dengan tebakannya, Bulan buru-buru mengambil jaket dan tas selempang nya. Gadis itu berjalan dengan tergopoh-gopoh tanpa memperdulikan pandangan aneh yang diberikan oleh Alya yang tengah menonton TV.
"Mau kenapa Bul? Udah malam loh" tanya Alya yang merasa aneh dengan tingkah laku Bulan yang terkesan terburu-buru.
Gadis itu hanya mengenakan setelan baju tidurnya yang di lapisi dengan Zipper Hoodie miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...