Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca
"Bulan?" Panggil Santi setelah menahan diri beberapa saat tadi. Rasanya ia ingin menyelesaikan semua dengan cepat.
Santi memandang wajah Bulan Lamat. Wajah yang tampak polos, manis, dan sorot mata yang tulus, seolah-olah menutupi segala tabiat buruk gadis itu. Andai saja tak ada foto yang diberikan oleh Gina kemaren, Santi tak akan percaya jika Bulan adalah gadis yang tidak baik.
"Kamu sudah lama berpacaran dengan anak saya?" Tanya Santi dengan tatapan yang menjurus ke arah Bulan.
Bulan mengangguk, ada sedikit keraguan disana.
"Sudah lumayan lama Tante"Santi mengangguk.
"Sudah dapat apa saja dari Fajar?"
Bulan mengernyitkan keningnya bingung. Tak paham kemana arah pertanyaan yang dilemparkan oleh Santi.
"Maksud Tante gimana, ya?" Bulan bertanya hati-hati.
Santi tersenyum miring. Merasa lucu dengan kepolosan yang Bulan tunjukkan.
"Kamu memang gak tau atau pura-pura gak tau?"
Bulan menatap wajah Santi yang masih dihiasi oleh senyum miringnya.
Rasa khawatir yang sejak tadi ia tahan kembali menyerangnya. Usahanya untuk berpikir positif pun kian memudar saat melihat wajah tak bersahabat yang Santi tunjukkan.
"Maaf tante, saya bener-bener gak paham dengan maksud Tante" Bulan masih berusaha bersikap setenang mungkin.
Santi tertawa pelan. Seolah meremehkan gadis di hadapannya ini yang dulu sangat ia nantikan.
Tak mau membuang banyak waktu, Santi mengeluarkan dua foto yang membuatnya bersikap kasar terhadap Bulan.
"Jauhi anak saya!" Titah Santi dengan tegas.
Bulan mengambil dua lembar foto di hadapannya dengan pelan. Matanya langsung membelalak saat melihat foto apa yang Santi bawa.
"Tante ini-"
"Saya gak mau mendengar penjelasan apapun dari kamu! Yang saya minta, tolong jauhi anak saya! Kalau kamu masih merasa kurang dengan apa yang sudah kamu dapatkan dari Fajar, saya bisa memberikan nya sekarang untuk kamu" Santi memotong ucapan Bulan.
"Maksud Tante gimana ya?" Bulan masih berusaha mencari titik positif dari kalimat panjang yang Santi lontarkan.
"Kamu memacari anak saya hanya karena uangnya, kan? Bukan karena memang kamu cinta sama dia? Sampai-sampai karena gak cukup dengan Fajar, kamu juga membohongi laki-laki lain" Santi tertawa getir.
Kali ini Bulan tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Semua pikiran positif yang sejak tadi ia tanam pun sudah hilang entah kemana.
"Tante apa yang ada di foto ini gak seperti yang Tante bayangkan! Saya bisa menjelaskannya!" Bulan menaruh kembali dia lembar foto yang tadi ia pegang.
"Saya gak butuh! Tidak perduli apa maksud foto ini, yang jelas saya gak mau kamu terus bersama Fajar!"
"Oh iya bentar," Santi merogoh tas nya.
"Silahkan ambil! Tapi setelah ini jangan pernah temui anak saya lagi!" Santi rupanya mengeluarkan segepok uang yang tak bisa Bulan tebak berapa jumlahnya.
Bulan memandang uang yang diberikan Santi dengan tatap nanar.
Apa serendah itu dirinya?
"Saya awalnya sangat menantikan hari dimana saya bisa bertemu dengan kamu, Bulan. Saya sangat bahagia saat Fajar dengan bangganya bilang ke kami semua kalau ia sudah mempunyai pacar. Tapi apa? Apa yang saya dapat? Saya justru dapat fakta yang sangat menyakiti hati saya! Bagaimana bisa Fajar berpacaran dengan gadis seperti kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...