bab 78

710 55 13
                                    

Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca

Sore ini KaryaKita tampak berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Dekorasi dengan warna-warna pastel menghiasi setiap penjuru lapangan di KaryaKita.

Anak-anak dengan berbagai kunciran rambut dan hiasan kepala yang menunjang penampilan mereka hari ini tampak bersemangat menyaksikan penampilan teman-temannya yang lain di atas panggung.

Mereka semua tampak senang dan bahagia dengan kegiatan yang setiap akhir semester memang selalu diadakan oleh KaryaKita.

Setelah semingguan full dipenuhi dengan berbagai macam kertas yang berisi soal-soal yang akan menentukan akhir dari perjalanan mereka setelah satu tahun dan akan mengantarkan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.

Untungnya hari ini alam juga mendukung kegiatan mereka ini. Agenda yang diadakan di halaman sekolah tentu saja kerap menimbulkan kekhawatiran jika tiba-tiba saja hujan turun. Tapi sekali lagi, alam memang sedang berpihak pada mereka, hari cuaca sangat cerah. Dari pukul 2 siang tadi sejak acara dimulai, sampai pukul setengah 5 sore ini, semua berjalan lancar. Benar-benar sesuai rencana mereka!

"Selamat ya Bul, perjuangan kamu untuk menyekolahkan Intan akhirnya terwujud" Ranti menghampiri Bulan yang tengah membersihkan bagian panggung.

Bulan tersenyum senang mendengarnya, Bulan benar-benar merasakan jika hari ini adalah hari yang paling bahagia untuknya.
"Terimakasih banyak ya Bu! Berkat bantuan Bu Ranti juga Intan bisa sekolah"

Memang benar, setelah melewati berbagai syarat, cobaan dan hal-hal yang beberapa terakhir ini menguras pikiran dan tenaga Bulan, Intan akhirnya bisa sekolah dan langsung berada di kelas yang sesuai dengan umurnya.

Untungnya Intan adalah gadis yang pintar! Tak sulit bagi intan untuk menjawab tes yang harus Intan jawab.

"Setalah ini kamu mau pulang ke Jakarta?" Tanya Bu Ranti.

Bulan mengangguk. Meskipun ia menarik kembali surat resign yang ia ajukan, tapi ia tak bisa menarik janji pada ibunya untuk pulang ke Jakarta.

"Take your time ya Bul. Kamu bisa istirahat setelah ini"

"Sekali lagi saya bener-bener mengucapkan terimakasih untuk semuanya ya Bu"

Bu Ranti mengusap pundak Bulan. Ia benar-benar merasa bangga dengan Bulan. Entah kenapa ia selalu merasa jika Bulan adalah gadis yang sangat baik.
"Semoga juga hubungan kamu sama pak Fajar awet ya Bul? Saya sangat berharap yang baik untuk kalian berdua" ucapnya tulus.

"Aaminn! Terimakasih untuk doa baiknya Bu"

"Bulan?!"

Kedua pasang mata yang berada di atas panggung itu secara bersamaan menoleh ke sumber suara yang baru saja memanggil Bulan.

"Sudah di jemput pacarnya ternyata" Bu Ranti berbisik pelan dengan dibarengi kekehan kecil.

"Kalau gitu saya mau cek yang lain ya. Silahkan lanjutkan obrolan kalian" Bu Ranti turun dari panggung.

"Mari pak! Saya mau cek yang lain dulu" pamitnya pada Fajar yang masih berdiri di bawah panggung.

"Oh iya silahkan Bu!"

Pandangan Fajar kembali tertuju pada Bulan yang kini sudah turun untuk menghampirinya.

Sejak awal ia melihat Bulan, tak henti-hentinya ia takjub dengan penampilannya gadisnya itu. Baju pink yang pas di tubuh Bulan dan celana jeans putih serta bando yang menghiasi rambut Bulan yang hari ini sengaja gadis itu sedikit buat bergelombang, sangat membuat Bulan terlihat cantik dan lucu secara bersamaan.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang