bab 80

595 63 6
                                    

Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca

Bulan berkali-kali mengecek penampilannya di depan kaca full body yang ada di kamarnya.
Gadis itu bahkan berkali-kali memutari kamarnya seraya melatih kakinya untuk berjalan di atas high heels agar terbiasa dan tidak memalukan dirinya nantinya.

"Ya, aku takut pakai sandal tinggi gini" keluhnya pada Alya yang malam ini menjadi mentor fashion nya.

"Itu gak tinggi-tinggi banget kok Bul! Jadi pasti aman-aman aja!" Ucap santai Alya dengan menikmati sebungkus keripik singkong di kamarnya.

Lehernya terasa pegal setelah lebih dari satu jam membantu Bulan bersiap untuk kencan romantis bersama Fajar.

Sebenarnya Alya cukup heran dengan Bulan, gadis itu masih saja merasa gugup meski ini bukan kali pertama Bulan akan pergi kencan dengan Fajar.

Saat ditanya, Bulan hanya menjawab
"Setiap sama kak Fajar, aku pasti akan selalu gugup meski sudah lama berpacaran"

"Aku ganti pake flatshoes aja ya, Ya?" Mohon Bulan dengan memasang wajah sedihnya berharap sahabatnya itu bisa mengasihaninya.

"GAK!" Jawab Alya langsung tanpa berpikir panjang.

"Gaun kamu tuh udah mewah dan elegan. Ya kali pake flatshoes?!" Lanjutnya.

Bulan mendengus kasar. Seperti nya Alya tak akan membiarkan memakai sepatu ternyaman nya itu.

Bulan kembali memutar tubuhnya menghadap cermin panjang yang memperlihatkan seluruh tubuhnya.

Sebenarnya apa yang dikatakan Alya ada benarnya.

Gaun putih yang memperlihatkan pundaknya dan renda dengan warna senada yang menghiasi bagian dadanya yang beberapa hari lalu diberikan oleh Fajar, kini sudah terpasang pas membingkai tubuhnya yang langsing.
Dan sepertinya akan kurang cocok jika ia memadukan dengan flatshoes. Tapi Bulan juga ragu akan baik-baik saja dengan high heels ini.

"Yakin deh sama aku, kamu pasti akan baik-baik aja! Aku sengaja pilih yang hak nya gak begitu tipis kok!" Alya mencoba menenangkan Bulan.

Bulan pasrah, ternyata benar kata orang, kalau cantik itu menyakitkan!

"Tapi penampilan aku pas aja kan, Ya? Gak terlalu wah banget kan?"

Alya memberikan dua jempolnya. Tolong dilihat siapa yang menjadi MUA Bulan malam ini? Sudah pasti hasilnya memuaskan!!

"Bagus banget!! Aku rasa, kalau aku cowok, aku udah jatuh cinta sama kamu!" Jawab Alya dengan tatapan kagum.

"Aku jamin bang Fajar pasti akan terpesona sama kamu!!" Tambahnya dengan semangat.

Bulan kembali melihat dirinya dari balik cermin. Benar! Bulan harus percaya diri! Toh jika Alya berkata penampilannya hari ini cukup baik, apa yang perlu Bulan takutkan?

Tok..tok..tok

Ketukan pintu mereka terdengar meski kini keduanya masih di dalam kamar Bulan.

Mendadak Bulan menjadi gugup. Tangannya kembali mengeluarkan keringat namun terasa dingin. Perut mules pun turut memberi pertanda jika debar jantung Bulan bekerja cepat saat ini.

"Pasti itu bang Fajar. Biar aku yang buka" Alya berdiri dari posisinya.

"Kamu semprot lagi parfum kamu! Sekalian ambil tas kamu, ya?!" Titah Alya sebelum meninggalkan kamar Bulan.

Tepat setelah membuka pintu utama rumah mereka, wajah Fajar adalah satu-satunya yang Alya lihat sesuai dengan dugaannya.

Alya memandangi Fajar dari bawah sampai ke atas.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang