Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian
Bulan tak henti-hentinya mengucapkan kata takjub. Matanya terus mengitari sekeliling tanpa bosan.
Bahkan kue kue yang sudah di pesan oleh Fajar belum ia sentuh. Bulan masih ingin menuntaskan kepuasaan netranya dan menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya dan melupakan lidahnya yang sebenarnya juga ingin segera dipuaskan dengan berbagai minuman manis di depannya.Setelah menuntaskan keinginan pertama Bulan, yaitu menonton bioskop, kini keduanya sudah berada di salah satu toko kue yang lumayan terkenal di Yogyakarta, cinema bakery. Toko kue yang menyediakan berbagai macam jenis kue yang tidak hanya bercitarasa manis saja, tapi juga ada yang beberapa asin. Tempatnya cukup asri. Dengan gaya outdoor, kita bisa menikmati hidangan yang begitu lezat dengan pemandangan yang menenangkan dan angin yang mengusap lembut wajah.
"Ayo dimakan" titah Fajar yang sejak tadi melihat Bulan belum menyentuh makanannya.
"Tempatnya nenangin banget ya kak? Enak banget kalau lagi suntuk kesini. Adem" ucapnya yang masih merasa takjub.
"Iya. Sangat menenangkan dan sangat indah" jawab Fajar dengan memandang Bulan cermat.
Sadar akan dipandang begitu lekat dengan Fajar, Bulan seketika gugup. Gadis itu menyelipkan anak rambut nya ke belakang telinga. Meski sudah berstatus sebagai pacar, jujur Bulan masih belum terbiasa dengan segala hal yang Fajar lakukan padanya.
"Tempatnya kan kak?" Tanya Bulan yang juga menatap Fajar
"Kamu!" Fajar menjawab langsung tanpa berpikir.
Bulan tersipu.
"Kamu inget dimana pertama kali kita bertemu?" Tanya Fajar tiba-tiba.
"Di SMA, kan?" Jawab Bulan yakin. Karena memang seingat Bulan ya di SMA itulah Bulan pertama kali melihat Fajar dan jatuh cinta padanya.
Fajar tertawa tanpa suara. Rupanya gadisnya ini tidak sadar akan pertemuan pertama mereka.
Bulan mengernyitkan keningnya. Dengan respon yang diberikan Fajar, Bulan yang tadinya yakin dengan jawabannya seketika menjadi ragu.
"Salah ya, kak?""Berarti kamu kali pertama jatuh cinta sama kakak, waktu SMA itu ya?" Fajar kembali melempar pertanyaan.
Bulan mengangguk.
"Iya""Kalau begitu sepertinya yang lebih dulu suka itu kakak!"
"Hah? Gimana kak? Kok bisa kak Fajar? Kan dulu kak Fajar gak suka sama aku. Padahal akunya udah berusaha mendekati kak Fajar, tapi kak Fajar selalu nolak aku. Terus kok tiba-tiba bilang kalau kak Fajar yang lebih dulu suka sama aku sih?" Bulan tak terima. Tentu saja! Bulan lah yang lebih dulu suka sama Fajar. Secara siapapun tau bagaimana dulu Bulan mendekati Fajar dan bagaimana sakitnya laki-laki itu menolaknya.
Fajar terkekeh geli melihat ekspresi kesal Bulan. Fajar kembali menyelipkan anak rambut Bulan yang tertiup angin.
"Kamu bener-bener gak inget dimana pertama kali kita ketemu ya?" Fajar masih mengelus rambut Bulan.
"Di SMA kan?" Bulan sebenarnya ingin menoleh ke arah Fajar yang duduk di sampingnya. Namun ia urungkan saat sadar jika jarang wajah Bulan dengan telinganya sangat dekat sampai deru nafas Fajar bisa ia dengar.
"Kamu waktu SMP dulu, pernah ikut olimpiade gak?" Fajar mencoba mengingatkan Bulan. Meskipun ia sangsi Bulan akan mengingatnya.
Bulan mencoba mengingat. Menarik kembali beberapa tahun lalu saat ia duduk di bangku SMP. Lama juga ya?
"Ah iya! Aku pernah ikut olimpiade sains dulu. Kok kak Fajar tau?"
"Dimana kamu olimpiade dulu?" Fajar balik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...