bagian 37

1.3K 160 102
                                    

Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca

Fajar mengelap bibirnya dengan tisu yang tersedia di depannya. Meja tempat mereka berkumpul sudah bersih, hanya tersisa beberapa pencuci mulut yang Fajar pesan untuk mereka.

Sejak tadi, meskipun teman sekitarnya saling bertukar kata, Bulan masih menjadi satu-satunya orang yang tidak berbicara. Fajar paham betul, Bulan pasti tidak nyaman berada di dekatnya itu.

Fajar diam-diam mengamati Bulan. Dilihat lebih lama, gadis itu tak banyak berubah. Hanya saja pipi gadis itu sedikit lebih chubby dari terakhir kali Fajar melihatnya. Selain itu rupanya Bulan sudah bisa merias dirinya sendiri. Dulu diantara teman-temannya, Bulan adalah satu-satunya yang wajahnya sama sekali tak terpoles apapun, mungkin hanya bedak.
Ah, menatap Bulan membuat Fajar semakin tidak sabar untuk menyapanya secara langsung.

Fajar berdehem.
"Mari kita mulai perbincangan kita" Fajar tersenyum seraya menatap setiap orang yang berada di meja itu.

"Saya yakin kalian semua sudah mengenal siapa saya. Tapi, biarkan saya memperkenalkan diri saya secara langsung," Fajar berhenti sejenak.

"Saya Fajar. Anak dari bapak Hermawan yang tak lain adalah pemilik rumah belajar yang sudah kalian bangun bersama. Saya disini bukan untuk mengambil alih rumah belajar itu, saya hanya ingin mewakili papa saya untuk meng cross check perkembangan rumah belajar miliknya, karena papa saya belum punya waktu luar untuk mengunjungi kalian semua" Fajar mengakhiri kalimatnya dengan senyum yang sangat manis. Sampai-sampai Gina tidak bisa lagi menahan nya.

"Ya ampun Gusti, kok manis tenan toh!" Ucap Gina tanpa malu.

"Kamu ini gak sopan! tiba-tiba teriak!" seru Gandis dengan memukul lengan Gina.

Gina berdecak. "Sakit Bu!"

Fajar hanya bisa terkekeh melihatnya. Pandangan laki-laki itu mengarah ke arah Bulan, lagi. Rupanya bukan hanya dirinya yang terkekeh, tapi juga gadis itu.

"Maaf ya pak. Mereka memang sering sekali berdebat seperti itu" ucap Ranti sungkan.

"Oh tidak papa! Saya senang melihat keakraban kalian" balas Fajar.

"Saya belum kenal kalian semua, bisa perkenalkan diri kalian masing-masing?" Bulan kini dengan keberanian yang ia kumpulkan, menatap kearah Fajar.

Belum disuruh, Gina sudah berdiri dengan PD nya. Bulan hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Gina orang yang tidak takut dan sangat percaya diri. Dan, Bulan juga menginginkan sifat seperti itu.

"Hallo pak Fajar! Saya Gina. Pegawai yang paling cantik dan baik hati. Saya juga paling kalem diantara semuanya" Gina dengan senyum yang merekah, memperkenalkan dirinya yang sebenarnya perkenalannya berbanding terbalik dengan fakta di lapangan.

"Pak jangan percaya sama yang dia ucapkan ya pak! Saya mohon pokoknya!" sepertinya Ganis adalah musuh yang pas untuk Gina.

"Bu Ganis iri aja deh! Heran saya mah!" Gina mendudukkan kembali dirinya dengan melipat tangannya di depan badanya pura-pura meraju.

"Tapi kamu memang cukup cantik, Gina" Mendengar pujian yang berasal dari Fajar membuat Gina kembali tersenyum lebar.

Gadis itu menyelipkan rambutnya di telinga, berlaku sok manis.
"Makasih pak Fajar" Fajar lagi-lagi terkekeh melihatnya
"Selanjutnya,"

"Saya Maya pak. Saya baru satu tahun bergabung disini" kini giliran Maya, ibu dengan satu anak itu.

"Kalau saya Sarah pak. Saya masih 24 tahun dan belum menikah" kini giliran Sarah yang memperkenalkan dirinya.

"Saya Ganis pak. Saya ibu dengan dua anak" Fajar manggut-manggut mendengarkannya.

"Kalau saya Tya pak. Alhamdulillah udah nikah"

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang