Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca
Santi menutup sendok dan garpu nya. Menandakan jika ia sudah selesai makan meskipun masih ada makanan yang tersisa di piringnya.
Perempuan berumur itu kini menatap Gina yang juga baru menyelesaikan kegiatan makannya.
Menunggu cerita perihal calon menantunya yang sejak tadi membuatnya tak nyaman saat menikmati hidangannya.
"Jadi, apa yang kamu tau tentang Bulan?" Tanya nya langsung
Gina langsung menegakkan punggungnya. Perempuan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya yang ia taruh di sebelahnya.
Dengan gerakan pelan, 2 lembar foto yang ia dapat itu di tunjukkan nya pada Santi.
Santi mengernyitkan keningnya. Masih bingung dengan 2 lembar foto yang Gina kasih.
Santi mengangkat ke-dua lembar foto itu. Saat sudah melihatnya dengan jelas, bola matanya seketika melebar.
Meski di ambil dari jarak yang agak jauh dan cahaya di foto tersebut sedikit gelap, tapi karena Santi pernah melihat wajah Bulan dari foto yang dikirim Fajar, Santi tau betul jika perempuan di dalam foto itu adalah Bulan. Calon menantu dan pacar dari anak sulungnya.
Yang membuat Santi terbelalak kaget adalah laki-laki yang ada di sebelah Bulan. Posisi mereka cukup dekat. Dan Santi yakin jika laki-laki tersebut bukan Fajar.
"Apa maksud foto ini?" Tanyanya dengan nada serius.
Gina yang mendengarnya seketika berdehem pelan. Membasahi tenggorokannya sebelum memulai mengarang cerita.
"Saya minta maaf sebelumnya Bu. Bukan bermaksud ingin ikut campur dengan hubungan pak Fajar, tapi saya sebagai orang yang mengenal pak Fajar juga ikut perduli dengan beliau," Gina menarik kursinya. Mencari posisi yang nyaman.
"Beberapa hari yang lalu saat saya menjemput teman saya di salah satu club malam di Jogja, saya gak sengaja melihat Bulan. Saya kira awalnya Bulan bersama dengan pak Fajar, makanya saya ikuti Bulan sampai ke dalam. Meski saya bertanya-tanya 'untuk apa Bulan kesini?'. Namun, saat saya sudah sampai di dalam, niat saya ingin menyapa Bulan saya urungkan. Sebab, laki-laki yang datang menghampiri Bulan bukanlah pak Fajar. Saya sengaja bersembunyi. Saya mencoba berpikir positif, tapi yang saya lihat mereka cukup dekat. Dari itu saya mengambil gambar ini. Meskipun Bulan adalah teman saya, saya tidak membenarkan sikap Bulan yang seperti itu! Apalagi Bulan tengah bersama dengan Fajar" jelas Gina panjang lebar.
"Apa Fajar tau?" Tanya Santi masih dengan nada datar. Namun terlihat jelas guratan kemarahan yang tercipta di wajah cantiknya.
Gina menggeleng.
"Saya takut untuk memberi tahu pak Fajar, Bu. Dan saya rasa pak Fajar gak akan percaya sama saya, melihat bagaimana cintanya pak Fajar dengan Bulan""Kamu kenal dengan laki-laki yang bersama Bulan waktu itu?"
Kali ini Gina mengangguk.
"Saya beberapa kali melihat Fajar dengan laki-laki itu. Bahkan saya pernah lihat Bulan di jemput setelah pulang kerja. Tapi itu sebelum Bulan pacaran dengan pak Fajar ""Awalnya saya kira Bulan adalah gadis yang baik dan polos, Bu. Tapi setelah malam itu, saya tau jika pemikiran saya tentang Bulan tidak sepenuhnya benar" lanjut Gina yang sengaja memancing emosi Santi.
Tiba-tiba Santi berdiri. Perempuan itu segera mengambil tas nya.
Gina yang melihatnya ikut berdiri."Terimakasih untuk informasi yang kamu berikan. Terimakasih sudah memberi tahu saya sebelum saya benar-benar melepas Fajar dengan gadis itu!" Santi bahkan enggan menyebut nama Bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...