bagian 17

761 87 13
                                    

Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca

Fajar memakirkan motornya. Suasana sekolahnya ini masih sangat terlihat sunyi. Padahal hari ini adalah hari Senin yang dimana akan ada apel upacara setiap paginya.

Ia menyusuri setiap koridor yang ada di sekolahnya.

Langkahnya terhenti ketika suara seseorang memanggil namanya terdengar

"KAK FAJAR!"

Fajar menoleh ke sumber suara. Darahnya sedikit mendesir, pupil matanya pun ikut sedikit melebar, di ujung koridor sana ada satu gadis yang sebenarnya sangat Fajar hindari. Iya, Bulan.

Gadis itu berjalan menghampirinya. Wajahnya tampak berseri, senyumnya pun terlihat sangat tulus. Padahal baru saja Fajar menyakiti hati gadis itu karena menolak pernyataan cintanya.

"Selamat pagi kak Fajar!" Ucapnya ketika sudah berada di hadapan Fajar

Fajar masih tertegun. Apa gadis ini tidak marah dengan dirinya?

"Mau nyapa kak Fajar aja, ga papa kan?" Bulan bertanya dengan masih mempertahankan senyum diwajahnya

Fajar mengangguk.

"Yasudah aku kelas dulu ya kak" Bulan berlalu meninggalkan Fajar yang masih terdiam. Bahkan bahasa 'saya' yang biasa gadis itu gunakan sudah berubah.

Fajar terus memperhatikan punggung gadis itu yang terus menjauh. Langkahnya tampak ringan seperti tidak ada kesedihan disana. Padahal bisa Fajar yakini, hati gadis itu pasti sangat hancur.

Tepukan pelan di bahunya menyadarkan Fajar dari lamunannya

"Ngeliat apaan sih kak? Serius banget" Fajar menoleh ke belakang, setelah bertemu dengan gadis yang ia tolak kemaren, sekarang Fajar bertemu dengan gadis yang ia terima pernyataan cintanya, Rani.

"Pagi kak!" Sapa Rani dengan ceria

"Pagi Ran" Jawab Fajar

"Ngeliatin apa tadi?" Tanya Rani penasaran

"Bukan apa-apa" Fajar kembali melanjutkan langkahnya dan diikuti oleh Rani.

Fajar menoleh ke arah Rani " Ran. Bisa ya buat gak bilang siapa-siapa tentang kita?"

Rani mendengus. Mengapa Fajar tidak percaya padanya bahwa Rani bisa menjaga sebuah rahasia

"Iya kak! Tenang aja! Lagian kenapa takut banget kalau ada yang tau?" Fajar berdehem. Sebenarnya alasan utama mengapa Fajar melarang gadis ini memberitahu yang lain adalah tidak ingin hati Bulan kembali terluka gara-gara dia.

"Gak sih. Takut aja nanti Lo keceplosan" jawab Fajar sebisa mungkin

Rani mengangguk paham "hmm kak, bisa gak gaya bicaranya diubah? Jangan pake lo-gue"

"Nanti gue eh sorry aku coba" Rani tersenyum mendengar jawaban dari Fajar.

"Yaudah kalau gitu, aku duluan ke kelas" Rani pergi meninggalnya. Meninggalkan Fajar dengan perasaan yang campur aduk itu.

Sebenarnya sejak kemaren malam, pikiran Fajar dan juga perasaannya tidak bisa tenang. Ia ragu. Apa keputusannya ini semua benar? Apa menerima pernyataan cinta dari Rani itu memang kehendaknya? Apa seharusnya Fajar menolak keduanya? Tapi Fajar juga gak bisa bohong, Fajar nyaman dengan Rani. Gadis itu sangat friendly. Rasanya selalu nyambung jika mengobrol dengan dia. Dan bonusnya, Rani itu cantik.

Ah tak seharusnya Fajar dipusingkan dengan perempuan di masa akhir sekolahnya ini. Lebih baik Fajar fokus ke ujian yang akan dilaksanakan sebentar lagi.

.......

Fajar sejak tadi hanya berdiam diri. Tak ikut bergabung dengan teman-temannya yang tengah asik bernyanyi tak jelas itu.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang