Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca
Kini mereka berdua tengah mengantre untuk mengisi absensi yang sudah disediakan oleh pihak penyelanggara.
Mereka adalah Bulan dan juga Fajar. Ya, mereka berdua, hanya berdua, baru saja ditugaskan oleh guru dari untuk mewakili sekolahnya dalam pengadaan acara yang diselenggarakan di salah satu gedung di kota mereka.
Awalnya memang bukan Bulan ataupun Fajar yang diharuskan sebagai perwakilan untuk mengikuti kegiatan seminar ini, tapi entah bagaimana bisa tadi setelah melaksanakan upacara bendera, tiba-tiba saja mereka disuruh oleh guru TU mereka berdua.
Fajar yang baru saja keluar dari kantor setelah melakukan pembayaran SPP dan juga Bulan yang baru saja mengembalikan peralatan upacara karena kelas mereka yang bertugas, tanpa adanya koordinasi keduanya langsung saja diperintah untuk berangkat.
Awalnya tadi Rani menawarkan diri untuk menggantikan Bulan, tapi karena si Rani adalah anggota OSIS yang dimana organisasi nya itu akan mengadakan rapat, jadi penawaran diri dari Rani tidak bisa diterima.
Sejujurnya Bulan tentu saja senang dengan ini semua. Bagaimana tidak? Bisa berdua dengan Fajar - ya meski atas perintah dari sekolah - adalah sesuatu yang sangat Bulan inginkan.
Kini keduanya sudah duduk bersebelahan di salah satu bangku yang memang sudah disediakan oleh pihak penyelenggara. Yang Bulan tau setiap sekolah mengirimkan 2 siswanya untuk mengikuti seminar dengan tema narkoba itu.
Tak ada percakapan sejak tadi diantara keduanya. Bulan masih ragu untuk mengajak Fajar berbicara. Bahkan tadi Bulan lebih memilih memesan grab daripada harus berangkat bersama dengan Fajar ( padahal duduk di jok belakang motor Fajar adalah impian Bulan )
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya MC dari acara itu memulai acaranya juga. Ya kegiatan yang mereka lakukan seperti seminar pada umumnya. Cukup membosankan. Bahkan Bulan tidak begitu mempertahankan apa yang dijelaskan oleh orang yang berdiri di depannya itu.
Bulan menutup mulutnya dengan tangannya, rasa kantuk mulai menyerangnya.
Saat matanya baru saja mau terpejam, colekan dari samping kanannya menghentikan aksinya.
Bulan menoleh. Ia menatap Fajar yang ternyata juga tengah menatapnya."Nih minum!" Fajar memberinya sebotol air mineral yang entah darimana laki-laki itu dapatkan.
Bulan menerimanya "makasih kak"
"Diminum! Biar gak ngantuk" ucap Fajar tanpa menatap Bulan.
Mengikuti titah Fajar, Bulan langsung meminum air mineral yang Fajar berikan tadi
"Kak Fajar gak ngantuk?" Tanyanya
Fajar menoleh ke arahnya.
"Enggak! Biasa aja!" Jawab Fajar masih terdengar dingin
Setelah itu tak ada lagi percakapan diantara keduanya. Sampai sesi istirahat berlangsung.
Sekotak cemilan diberikan kepada setiap siswa yang hadir, tak terkecuali Bulan dan Fajar.
Bulan mengintip cemilan apa yang Fajar dapatkan, karena sepertinya isinya tidak sama.
"Yah aku gak ada kue sus nya" keluh Bulan dengan suara yang sangat kecil.
Gadis itu memang berharap ada kue sus di dalam kotak yang ia terima, tapi sepertinya belum menjadi rezeki Bulan kali ini.
Bulan membuka bungkus kue bolu untuk dimakannya. Baru satu kunyahan, juluran tangan Fajar dengan memegang kue sus yang mengarah kepadanya itu mengentikan sejenak kunyahan di mulutnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...