Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca
"Kak! Bulan cari minum dulu ya? Haus banget nih!" Malam Minggu ini sengaja Bulan menjadi nyamuk diantara hubungan Ika dan juga Sakti, pacar Ika yang sudah hampir 1 tahun ini. Sakti itu tipe cowok yang penyayang banget, sekaligus kesabaran sakti sangatlah luas. Berbanding terbalik dengan Ika.
"Titip juga ya Bul!" Bulan mengangguk.
Gadis itu mulai mengelilingi area dimana akan diadakannya sebuah pertunjukan air mancur menari. Sudah lama Bulan tidak kesini. Untungnya Ika dan Sakti bersedia mengajaknya.
Gadis itu melihat pedagang es jeruk peras, segera saja Bulan melangkahkan kakinya ke arah pedagang itu.
Namun, sebelum benar-benar sampai di tempat tujuan, matanya tanpa sengaja melihat sosok yang sangat Bulan kenali. Gadis itu beralih mendekat ke arah mereka. Iya, Bulan melihat Rani, sahabatnya bersama dengan Fajar, laki-laki yang ia suka itu.
"Rani?!" Panggilnya mengusik kedua insan yang tengah asik tertawa itu. Sejujurnya ada rasa sesak dihatinya melihat kedekatan keduanya, terlebih itu adalah Rani, teman dekatnya.
"Bulan?!" Bukan hanya Rani yang tampak terkejut, laki-laki disampingnya juga memasang ekspresi yang sama.
Rani berdiri. Wajahnya tampak tegang.
"Bulan? Lo ngapain disini?" Bulan melirik sekilas ke arah Fajar berada. Meski awalnya tampak terkejut, kini laki-laki itu terlihat lebih tenang.
"Aku ikut kak Ika tadi" Bulan menunjuk Rani dan Fajar bergantian.
"Kamu sama kak Fajar?" Rasanya Bulan tak sanggup melanjutkan pertanyaannya yang mungkin bisa sangat menyakiti hatinya."Jangan salah paham Bulan! Gue emang dari kemaren berencana kesini, cuma Lo tau kan gue ngajak di grup gak ada yang bisa. Jadi gue berangkat sendiri. Eh kebetulan ketemu kak Fajar yang juga sendirian disini. Yaudah bareng aja deh" penjelasan Rani memang terdengar masuk akal. Sebab dua hari yang lalu Rani ada menawarkan untuk mengajak Bulan dan yang lainnya untuk melihat pertunjukan air mancur ini, namun tidak ada yang bisa.
Tapi sungguh, di dalam hati Bulan, perasaan tak suka itu tiba-tiba muncul. Perasaan takut dan curiga juga turut hadir. Masalahnya, Rani pernah bilang bahwa dia tengah dekat dengan seorang kakak kelas yang sampai sekarang belum Bulan ketahui siapa dia.
"Bukan kak Fajar kan Ran?!" Harapnya sepenuh hati
"Lo mau sekalian gabung aja sama kita?" Tawar Rani.
Bulan lagi-lagi melirik Fajar yang sejak tadi berdiam diri.
Bulan menggeleng. " Engga deh! Aku kan bareng kak Ika, gak enak kalau ninggal" jawabnya. Di lain itu Bulan juga tak ingin membuat suasana hati Fajar tidak baik karena kehadiran nya, bukan?
"Lo beneran? Padahal enak kalau rame-rame, iya kan kak Fajar?" Rani bertanya ke Fajar.
Laki-laki itu hanya membalasnya dengan anggukan kecil saja.
"Gak usah deh! Gak papa. Lain kali aja deh" tolak Bulan lagi
"Ya udh deh! Gak maksa juga gue. Lain kali kita jalan bareng sama yang lain ya?" Bulan mengangguk. "Iya"
"Ya udah kalau gitu aku ke kak Ika dulu ya? Duluan Rani" Bulan melihat lagi ke arah Fajar. " Duluan kak Fajar"
Gadis itu berlalu meninggalkan teman dan laki-laki yang ia sukai itu. Meski di wajahnya tampak baik-baik saja, hati Bulan tidak bisa untuk tidak menaruh curiga ke mereka.
Gadis itu menghela nafas panjang. Dibanding Rani sudah pasti Bulan akan kalah. Jika memang Fajar juga salah satu dari banyaknya pria di bumi ini yang menjadikan look sebagai patokan, Bulan akan kalah sebelum bersaing.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...