Jadilah Bulan di setiap bab yang kalian baca
"Sorry gue telat" baik Bulan dan juga Kayra menoleh ke sumber suara.
Sosok laki-laki berbadan tinggi yang mengenakan setelan kasual baru saja datang dengan nafas sedikit terengah-engah.
Kayra menghampiri laki-laki itu, sementara Bulan hanya berdiri di tempatnya.
"Kebiasaan! Padahal kan kakak udah bilang dari tadi! Pasti kamu berangkat nya sengaja dileletin kan?" Sungut Kayra namun tak digubris oleh laki-laki itu. Justru dia malah kini lebih fokus memandang Bulan yang kini juga tengah memandang dirinya.
Menyadari kearah mana tatapan adiknya itu, Kayra berinsiatif memperkenalkan adiknya kepada Bulan yang akan menjadi partner mereka setelah ini.
"Bulan, sini!" Panggil Kayra.
Bulan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Kayra dan laki-laki yang belum Bulan tau siapa namanya.
"Nah Bulan dia adik aku sekaligus fotografer yang akan bantu kita. Dia Adhan" Bulan tak bersuara. Pandangannya masih fokus pada sosok laki-laki yang kini juga masih menatapnya.
"Nah Adhan ini yang akan jadi partner baru kita setelah ini. Dia Bu...." Belum sempat Nayra memperkenalkan Bulan, Adhan sudah lebih dulu bersuara.
"Bulan?" Bukan hanya Kayra saja yang terkejut karena Adhan ada udah mengenal Bulan, tapi Bulan pun sama. Bagaimana bisa laki-laki didepannya ini bisa mengenal dirinya? Tapi jika dilihat dengan teliti wajah laki-laki didepannya ini, Bulan seperti tidak asing.
"Bulan kan?" Tanya Adhan sekali lagi. Kali ini Bulan mengangguk.
Seketika Adhan menepukkan kedua tangannya sedikit keras dengan senyum sumringah.
"Berarti gak salah inget gue" Bulan sendiri masih bingung. Jujur dirinya tak bisa mengingat siapa sosok Adhan ini.
"Jangan-jangan Lo lupa sama gue ya?" Tebak Adhan saat melihat bagaimana ekspresi Bulan yang masih tampak kebingungan.
"Emang kamu kenal sama Bulan Dhan?" Kayra bertanya
Adhan menghela nafas panjang.
"Lo beneran gak inget gue Lan?" Bulan menggaruk tengkuknya yang nyatanya tak gatal itu. Dirinya merasa tak enak karena tak berhasil mengingat sosok Adhan.
"OSN. SMP. Pensil" Adhan sedikit memberi petunjuk. Bulan mencoba mengingat-ingat kembali dengan bantuan yang sedikit diberikan oleh Adhan.
Tersadar oleh sesuatu, seketika kedua bola mata Bulan melebar. Adhan yang melihatnya kembali tersenyum senang.
"Udah inget?" Tanya Adhan harap-harap cemas.
"Kamu.... Adhan kan? Yang dulu pernah pinjem pensil aku?" Mengetahui Bulan yang perlahan sudah mulai mengingat dirinya, Adhan lagi-lagi tersenyum namun kali ini dengan sebuah anggukan cepat.
" Iya. Bener. Gue Adhan!"Bulan ikut menyunggingkan senyum. Pantas wajah Adhan terlihat familiar bagi dirinya.
"Jadi kalian udah saling kenal?" Kayra yang berada di tengah-tengah mereka merasa kebingungan.
"Gak kenal-kenal juga sih. Cuma dulu Bulan yang bantuin gue waktu kotak pensil gue ketinggalan pas OSN SMP dulu" jelas Adhan.
"Wah bagus dong kalo udah saling tau satu sama lain. Jadi nanti kedepannya bisa lebih gampang" Kayra menatap Bulan dan Adhan bergantian. Tak salah dirinya memilih Bulan.
"Gue juga kaget waktu ngeliat nih cewek. Rupanya Bulan" Adhan kembali menatap Bulan.
"Oke kalau gitu aku mau ambil produk yang mau kita pakai untuk photoshoot kali ini! Tunggu bentar ya" Kayra pergi meninggalkan Adhan dan juga Bulan berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen Fiction" Kak, kamu tau kenapa aku suka sekali dengan langit? " " karena dia indah? " " betul! salah satunya itu. Tapi selain indah ada satu yang aku pelajari dari filosofi langit " Bulan mengentikan sebentar kalimatnya. " langit itu kamu! langit mengajarka...