Aku menutup pintu mobilku dengan sedikit bantingan disana. Setelah memastikan pintunya terkunci dengan baik, kulangkahkan kakiku menuju rumah megah yang belakangan ini selalu menjadi tujuan utamaku setiap kali keluar rumah. Yap, kediaman keluarga Hood. Kalian pasti sudah tau apa yang ingin aku lakukan bukan?
Aku sudah mengirimi pesan pada Vally sekitar 1 jam yang lalu tapi tak kunjung ada balasan. Kurasa ia sedang tidur. Aku sempat melihat mobil Calum yang terparkir rapi tepat di dalam garasi mobil dan tak jauh dari mobilku, lebih tepatnya berada tepat di depan teras rumah mereka, terdapat ducati hitam yang sangat ku kenal. Itu motor Luke. Untuk apa dia disini?
Semalam aku sempat mendengar -lebih tepatnya menguping- pembicaraan Calum dan Vally tentang salah satu rahasia yang selama ini mereka -Calum, Vally, dan Luke- simpan selama ini. Yaa, akhirnya aku mengetahui kalau Luke dan Vally dulu pernah memiliki suatu hubungan lebih dari sekedar "kakak-adik".
Sakit? Hahaha. Kalian pikir saja sendiri bagaimana persaanmu selama ini dibohongi oleh sahabatmu sendiri? Aku memang dulu tau kalau Luke mempunyai kekasih, bahkan aku sering memintanya untuk mengenalkannya padaku, tapi apa hasilnya? Ia selalu mengelak. Aku dulu tak mengerti apa alasannya, tapi sekarang semua pertanyaanku dulu terjawab sudah.
Dulu aku pernah beberapa kali curhat pada Luke kalau aku menyukai Vally karena aku takut kalau aku bercerita pada Calum, ia akan mengahajarku dan menyuruhku untuk menjauhi Vally. Tapi ternyata aku justru bercerita pada orang yang salah. Pantas saja dulu ia sangat malas untuk meresponku setiap kali aku bercerita. Bodoh. Jelas saja ia tak suka karena aku menyukai kekasihnya sendiri. Hebat sekali kau Clifford.
TAP TAP TAP
BRAAKK
"Woaah."
"I'm sorry Mike, aku tak tau kalau kau datang."
Aku menatap Luke yang terlihat tergesa-gesa dengan Calum yang berada di dalam gendongannya. Ia pingsan. Wait....What?!
"GORDON BISAKAH KAU NYALAKAN MESIN MOBILMU INI SEGERA?!!! KITA HARUS MEMBAWA CALUM KE RUMAH SAKIT!!!"
Aku yang tadinya ingin memarahi anak itu, mau tak mau aku harus menahan emosiku demi Calum. Astaga, ada apa dengan dia?!!!
***
Sudah satu hampir satu jam Calum berada dalam penanganan medis. Dan sejak tadi pula hanya ada aku dan Luke yang menunggu dokter keluar dari ruangan sialan yang berada tepat di hadapanku. Haaah, bahkan aku sampai tau sudah berapa banyak pasien dengan keadaan kritis yang datang tanpa henti sejak tadi. Sial, aku sungguh bosan.
Luke duduk di kursi tunggu yang tak jauh dari pintu ruangan dimana Calum sedang ditangani. Sejak tadi ia hanya menunduk dan sesekali mengusap kasar wajahnya. Seragam sekolahnya hampir semuanya kotor karena darah. Calum sempat sadarkan diri beberapa menit begitu kami jalan menuju rumah sakit. Ia tak berhenti muntah dan batuk berdarah dalam rangkulan Luke. Aku yang melihatnya dari kaca spion sedikit jijik dan takut karena......... hei apa salah kalau aku takut dengan darah?
Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi karena aku sendiri malas untuk berbicara pada Luke saat ini. Yeah, kalian tau betul bukan apa alasanku?
Aku sempat mendengar Luke yang menerima panggilan dari Eii sekitar 15 menit setelah kami tiba di rumah sakit. Aku tak tau pasti apa yang Eii katakan, aku hanya mendengar Luke berteriak kaget dan bilang kalau Vally pingsan saat itu. Sepertinya ia syok dengan keadaan Calum yang mendadak sakit seperti ini. Ditambah lagi dengan kondisi tubuhnya yang sama sekali belum pulih sepenuhnya.
Begitu mendengar kabar itu, aku buru-buru mengirimkan pesan singkat pada Ashton yang sangat aku yakini kalau ia sedang berada di rumah Al karena kejadian pagi tadi. Yaaa, Ashton sudah menceritakan semuanya padaku tadi, dimulai dari perdebatan Luke dan Calum, dan juga marahnya Al pada Luke. Aahh, rasanya ingin sekali aku meninju wajah si penguin bertindik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALUM //c.h [AU]
FanfictionAwalnya terlihat, ia bukanlah apa-apa dalam kisah ini. Ia lebih banyak diam dan tak mengambil banyak peran. Tapi dibalik semua itu, kalian akan tau bahwa ia memang pantas menjadi, peran utama.